Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2020 adalah sebesar US$14,01 miliar.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, mengatakan bahwa angka ini mengalami kenaikan sebesar 6,97% dibandingkan Agustus 2020. Sementara secara tahunan, nilai ekspor Indonesia pada September 2020 mengalami penurunan yang sangat tipis sebesar 0,5%.
Baca Juga: Ada Pandemi, Neraca Dagang Indonesia Surplus Beruntun
"Nilai ekspor selama bulan September tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 6,97%. Disebabkan kenaikan ekspor migas sebesar 17,43% dan nonmigasnya juga naik 6,47%. Jadi, tentunya ini irama yang menggembirakan karena ekspornya naik, baik dari sisi migas maupun nonnonmigas," kata Suhariyanto dalam video konferensi, Kamis (15/10/2020).
Secara rinci, nilai ekspor migas pada September 2020 tercatat sebesar US$0,70 miliar. Sementara, nilai ekspor nonmigas sebesar US$13,31 miliar.
"Kalau kita bandingkan secara YoY (tahunan), nilai ekspor pada bulan September tahun 2020 ini memang masih mengalami penurunan, tetapi penggunaannya sangat tipis sekali karena hanya 0,5%. Posisi ekspor kita pada bulan September 2020 sudah hampir sama dengan posisi bulan September tahun 2019. Pada bulan September 2020 total nilai ekspor kita adalah US$14,01 miliar pada bulan September tahun 2019 adalah US$14,08 miliar," ujar Kecuk.
Lebih lanjut, secara tahunan, ekspor migas tercatat mengalami penurunan sebesar 12,44%. Sementara, untuk ekspor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 0,21%.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat neraca perdagangan pada September 2020 surplus sebesar US$2,44 miliar. Surplus tersebut terjadi akibat nilai ekspor tercatat lebih tinggi sebesar US$14,01 miliar dari posisi nilai impor sebesar US$11,57 miliar.
Suhariyanto mengatakan, surplus ini jauh lebih besar dibandingkan surplus bulan Agustus 2020 sebesar US$2,35 miliar. Juga jauh lebih besar dibandingkan dengan posisi bulan September 2019 di mana pada waktu itu mengalami defisit US$183,3 juta.
"Pada bulan September kita mengalami surplus US$2,44 miliar. Selama 5 bulan berturut-turut sejak bulan Mei, Indonesia mengalami surplus dan surplus pada bulan September ini lebih besar dibandingkan surplus pada bulan Agustus," ujarnya dalam video conference, Kamis (15/10/2020).
Jika dirinci, surplus neraca perdagangan Indonesia menurut negara, pada posisi Juli 2020 Amerika Serikat (AS) menjadi terbesar, yakni surplus mencapai US$1,08 miliar. Saat itu, ekspor Indonesia ke AS mencapai US$1,6 miliar dan impor US$607 juta. Kemudian surplus lainnya juga terjadi dengan India yang mengalami surplus US$562,5 juta dan Filipina sebesar US$491,2 juta.
Sebaliknya, ada beberapa negara yang masih mengalami defisit pada Juli 2020. Di mana dengan Tiongkok mengalami defisit US$879,2 juta. Kemudian Ukraina mengalami defisit US$140,1 juta dan Brasil defisit US$119,3 juta.
Adapun secara keseuruhan BPS mencatat untuk neraca perdagangan dari Januari sampai September 2020 mengalami surplus US$13,51 miliar. Surplus ini jauh lebih bagus dibandingkan posisi pada bulan Januari sampai September 2019 yang pada waktu itu mengalami defisit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: