Ada yang menarik dalam pernyataan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terkait ditangkapnya para aktivis KAMI oleh polisi. Dalam pernyataan sikap yang dikeluarkan Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, dan Rochmat Wahab kemarin, ada kalimat yang mirip dengan tagline Partai Ummat.
Diketahui, Partai Ummat besutan Amien Rais memiliki tagline 'Lawan Kezaliman' dan 'Tegakkan Keadilan'. Nah, dalam bagian akhir pernyataan Presidium KAMI yang dikeluarkan kemarin, terdapat kemiripan dengan tagline Partai Ummat.
Adapun kemiripan yang dimaksud adalah kalimat "KAMI semakin bertekad untuk meneruskan Gerakan Moral Menegakkan Keadilan dan Melawan Kelaliman". Kalimat itu terdapat dalam Pernyataan Presidium KAMI yang dikeluarkan pada 14 Oktober 2020.
Baca Juga: KAMI Dituduh Bandar Demo Anarkis, Gatot Santuy: Alhamdulillah
Pernyataan tersebut bernomor 026/PRES-KAMI/B/X/2020 yang diteken Gatot Nurmantyo, Rochmat Wahab, dan Din Syamsuddin.
Diberitakan sebelumnya, kans bergabungnya Presidium KAMI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo ke Partai Ummat dinilai cukup terbuka. Jika itu terjadi, maka diprediksi partai besutan Amien Rais itu akan berdampak secara elektoral.
Demikian penilaian Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab. Dia mengatakan, kemungkinan bergabungnya eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo dkk dapat dilihat dari kedekatan yang sudah terjalin.
"Secara emosinal dan rasional, antara tokoh-tokohnya (KAMI-Partai Ummat) sudah ketemu. Tinggal bagaimana mengikat gerakan mereka dalam satu wadah resmi (partai)," kata Fadhli saat dihubungi, Rabu (14/10/2020).
Dia menjelaskan, secara emosional bukan rahasia lagi bahwa Gatot saat ini dekat dengan banyak tokoh ormas Islam Muhammadiyah, semisal Din Syamsuddin dan Amien Rais (Pendiri Partai Ummat). Bahkan, semasa menjabat Panglima TNI Gatot Nurmantyo kerap bertandang ke kantor Muhammadiyah Menteng.
Baca Juga: Sejumlah Aktivis KAMI Disikat Polisi, Presiden Lagi Nge-Prank?
"Secara emosional chemistry-nya sudah dapat. Kedekatan tokoh-tokohnya sudah terjalin lama," terangnya.
Lebih lanjut, Fadhli mengatakan kedekatan emosional itu dibarengi dengan kedekatan rasional, yakni sama-sama berada di kubu oposisi dan kritikus pemerintah.
"Emosional dan rasional sudah ketemu, tinggal bagaimana kedua kubu mengatur ego dan komposisi di partai. Jadi kansnya terbuka lebar," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti