Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Pilpres, Dukungan Menguat Bikin Biden Makin Tinggalkan Trump

        Jelang Pilpres, Dukungan Menguat Bikin Biden Makin Tinggalkan Trump Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Washington -

        Dua pekan menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 3 November, calon presiden (capres) dari Partai Demokrat Joe Biden terus menambah dukungan.

        Berdasarkan hasil hitung berbagai jajak pendapat, Biden terus mengungguli pesaingnya, Donald Trump, baik di tingkat nasional maupun di wilayah Swing States.

        Baca Juga: Usai Dipuji Trump, Moderator Debat Kristen Welker Disanjung Sana-Sini

        Survei yang dilakukan Financial Times dan New York Times pekan ini menunjukkan, secara nasional, kepercayaan warga Paman Sam pada trump terus turun akibat kelalaiannya mengurus pandemi Covid-19.

        Dari data yang dikumpulkan Real Clear Politics pada 20 Oktober, Trump mendapat dukungan 42,5 persen responden. Namun Biden, unggul dengan 51.1 persen dukungan. Poling yang dilaku kan NBC News/Wall Street juga menunjukkan tren serupa. trump kalah dari Biden dengan perolehan dukungan 4253 persen.

        Sedangkan hasil survei Reuters/ Ipsos pekan ini menunjukkan du kungan pada trump di sejumlah wilayah swing state atau wilayah pertempuran para kandidat.

        Di 14 negara bagian swing state, 10 di antaranya mendukung trump pada pilpres 2016. Namun, kini hanya Texas dan Ohio saja yang masih setia kepada Trump. Di negara bagian lain seperti Lowa dan Georgia, Trump nampak kehilangan popularitasnya.

        Demikian juga di Michigan dan Wisconsin, menunjukkan angka dukungan besar untuk Biden dengan selisih mencapai 15 persen.

        Untuk menambah pundi-pundi dukungan kepada Biden, Barack Obama ikut turun tangan berkampanye di Philadelphia, Rabu (21/10/2020). Presiden AS ke 44 ini meminta warga memilih pasangan caprescawapres Joe Biden - Kamala Harris.

        Obama mengecam Trump terkait penanganan terhadap virus Corona, kerusuhan rasial, dan gaya kepemimpinannya. Penggemar basket itu mendesak warga kulit hitam dan pemilih lainnya untuk tidak absen dalam pemungutan suara, dan mendukung Biden.

        "Pemilu ini menuntut kita semua berperan. apa yang kita lakukan dalam 13 hari ke depan akan menjadi masalah selama beberapa dekade mendatang,” kata Obama.

        Kunjungan Obama ke Philadelphia menggarisbawahi pentingnya Pennsylvania dalam pertarungan ini. Obama berhasil meraup suara mayoritas di kota itu dalam dua kali pilpres.

        Dia juga mencoba memikat para pemilih yang mungkin kecewa terhadap Trump, dan menjual citra Biden dan Harris sebagai politisi santun dan dapat memenuhi harapan mereka.

        “Amerika adalah tempat yang baik dan layak. tapi kami baru saja melihat begitu banyak omong kosong dan keributan sehingga terkadang sulit diingat,” katanya.

        Empat tahun lalu, Obama juga menyampaikan argumen dalam penutupan kampanye Hillary Clinton di Philadelphia. Saat ini, dengan meningkatnya kasus Covid-19, simpatisan yang menghadiri orasi itu jauh lebih sedikit. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: