Militer Armenia Kepala Batu, Turki Geram dan Siap Menghantam
Kesepakatan antara Armenia dan Azerbaijan untuk tidak melancarkan serangan militer ke pemukiman sipil, sama sekali tidak menghentikan perang kedua negara. Hingga Senin 2 November 2020, pertempuran antara Angkatan Bersenjata Armenia dan Azerbaijan masih terus berlangsung di Nagorno-Karabakh (Artsakh).
VIVA Militer sebelumnya melaporkan dalam berita Sabtu 31 Oktober 2020, pertemuan delegasi Armenia dan Azerbaijan digelar di Jenewa, Swiss, Jumat 30 Oktober 2020.
Baca Juga: Innalillahi, Komandan Angkatan Bersenjata Armenia Tewas Akibat Serangan Roket Azerbaijan
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan, kembali bertemu dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramov, untuk yang ketiga kalinya.
Dalam pertemuan yang kembali dimediasi oleh Organisasi Keamanan dan Kooperasi di Eropa (OSCE) Minsk, kedua perwakilan negara mencapai kesepakatan untuk tidak menyerang pemukiman sipil dalam perang.
Akan tetapi, kesepakatan itu sama sekali tidak menghentikan perang. Buktinya, Angkatan Udara Azerbaijan masih melancarkan serangan menyasar konvoi militer Armenia di kota Martuni, Nagorno-Karabakh. Serangan ini jadi bukti, Azerbaijan sangat menginginkan pasukan militer Armenia dan tentara pemberontak Pasukan Pertahanan Artsakh benar-benar angkat kaki dari wilayahnya.
Hal ini juga yang diinginkan Turki, sebagai sekutu terbesar Azerbaijan. Sejak Perang Armenia-Azerbaijan meletus lagi pada 27 September 2020, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan bahwa perdamaian hanya akan terjadi jika Armenia dan para pemberontak Artsakh meninggalkan wilayah Azerbaijan.
Hal ini ditegaskan kembali oleh Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay. Dalam pernyataan terbarunya, Oktay memastikan jika Erdogan dan Turki tak pernah ragu untuk mengerahkan pasukannya untuk membantu Azerbaijan dalam perang.
"Presiden kami (Erdogan) sudah mengumumkan sejak hari pertama (Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh). Turki tidak pernah ragu, begitu pun presiden kami," ucap Oktay.
Menurut data lain yang dikutip VIVA Militer dari MassisPost, Turki mendukung Azerbaijan lewat penjualan senjata. Ekspor senjata Turki ke Azerbaijan melonjak drastis, sebulan sebelum Perang Armenia-Azerbaijan dimulai.
Tercatat, ekspor senjata Turki ke Azerbaijan yang semula hanya sebesar US$278 ribu (Rp4,1 miliar), naik hingga US$36 juta, atau setara dengan Rp531,3 miliar pada Juli 2020. Jumlah itu naik dua kali lipat hingga mencapai US$77 juta, atau senilai dengan Rp1,13 triliun pada September 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: