Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tajir Melintir! Caplok Bank Harda, Daftar Perusahan di Kerajaan Bisnis Chairul Tanjung Beranak-Pinak

        Tajir Melintir! Caplok Bank Harda, Daftar Perusahan di Kerajaan Bisnis Chairul Tanjung Beranak-Pinak Kredit Foto: CT Corp
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kerajaan bisnis milik konglomerat Chairul Tanjung bertambah raksasa dengan adanya rencana akuisisi PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI). Miliarder dengan julukan Si Anak Singkong itu telah lebih dulu tersohor sebagai pemilik CT Corpora (CT Corp), konglomerasi bisnis yang merambah hampir semua sektor, mulai dari media, hiburan, ritel, hingga perbankan.

        CT Corp lahir dari tangan dingin Chairul Tanjung pada tahun 1987 silam dengan nama PT Para Inti Holdindo (Para Group). Perubahan nama Para Group menjadi CT Corp terjadi pada 21 tahun setelah perusahaan itu berdiri, yakni pada tahun 2008 silam. Penyematan CT dalam nama perusahaan diambil dari inisial nama sang pendiri, yakni Chairul Tanjung. Baca Juga: Jatuh ke Pangkuan Konglomerat Chairul Tanjung, Nasib Bank Harda Berubah Drastis!

        Bergerak di bawah kepemimpinan Chairul Tanjung, CT Corp menjadi salah satu grup bisnis di Indonesia dengan pertumbuhan yang paling cepat. Selain karena pertumbuhan organik dari bisnis intinya, hal itu tentu tidak terlepas dari keagresifan CT Corp dalam mengakuisisi perusahaan dari berbagai sektor, termasuk media dan perbankan.  Baca Juga: Dalam Kondisi Rugi, Matahari Habiskan Rp500 Miliar Lebih Buat Borong Saham Bank

        Lantas, perusahaan apa saja yang saat ini masuk ke dalam daftar kepemilikan sosok Chairul Tanjung? Simak ulasan di bawah ini.

        1. Bank Mega

        Para Group menjadi langkah awal bagi Chairul Tanjung dalam membangun bisnis. Lahir pada tahun 1987 silam, Para Group awalnya adalah sebuah perusahaan yang mempunyai fokus bisnis pembuatan alas kaki untuk ekspor dan genteng untuk industri perumahan domestik. Baca Juga: Bak Kedatangan Juru Selamat, Investor Bank Harda Gelar Karpet Merah Untuk Menyambut Chairul Tanjung

        Tak berpuas diri sampai di sana, Chairul Tanjung pun mulai mengembangkan Para Group dengan masuk ke sektor perbankan. Tepatnya pada tahun 1996, Para Group mengakuisisi PT Bank Karman, sebuah usaha keluarga yang bergerak di sektor bank dan berdiri pada tahun 1969 di Surabaya. 

        Akuisisi Bank Karman oleh Para Group berlangsung sejak tahun 1992 dan pada saat itu, Bank Karman sudah berganti nama menjadi Bank Mega. Bukan hanya nama yang diubah, Para Group pun memboyong kantor pusat Bank Mega dari yang sebelumnya di Surabaya menjadi di Jakarta. Bank Mega saat ini telah menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 17 April 2000 silam dengan nama PT Bank Mega Tbk (MEGA).

        2. Transmedia

        Tiga tahun usai merampungkan akuisisi Bank Mega, Para Group mencoba peruntungan dengan merambah sektor media dengan membangun group bernama Transmedia. Perusahaan media pertama yang berada di bawah naungan Transmedia adalah PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV).

        Trans TV pertama kali didirikan dan mendapat izin siaran nasional Free-To-Air pada tahun 1999 silam. Merujuk ke situs resmi perusahaan, stasiun televisi ini memulai siaran nasional pada tahun 2001. Kala itu, Trans TV melakukan siaran percobaan Tran Tune In. 

        Transmedia kini telah jauh bertumbuh menjadi grup media raksasa. Selain Trans TV, perusahaan media di bawah naungan Transmedia meliputi TRANS7, Transvision, Detikcom, CNN Indonesia, CNBC Indonesia, Hai Bunda, Insertlive.com, Beautynesia, dan Female Daily.com.

        3. Bank Mega Syariah

        Ekspansi Para Group di sektor perbankan berlanjut dengan akuisisi PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu) pada tahun 2001. Akuisisi ini dilakukan Para Grpup melalui Mega Corpora. Tiga tahun setelah akuisisi, Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah hingga pada tahun 2004 bank tersebut resmi menyandang nama baru sebagai PT Bank Syariah Mega Indonesia (Bank Mega Syariah).

        4. Mega Life dan Mega Insurance

        Sayap bisnis Chairul Tanjung di bawah payung Para Group juga telah menjangkau sektor asuransi. Pada tahun 2003 lalu, CT Corp mendirikan PT Asuransi Jiwa Mega Life, yakni perusahaan asuransi jiwa hasil joint venture dengan Sinar Mas Group. Perusahaan ini kemudian lebih dikenal dengan brand PT PFI Mega Life.

        Kemudian, CT Corp mengakuisisi sebuah perusahaan asuransi umum bernama PT Asuransi Republik pada tahun 2004. Seteah kuisisi yang dilakukan melalui Mega Corp itu, Asuransi Republik berganti nama menjadi PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance).

        5. Trans Retail Indonesia (Transmart)

        Sektor ritel turut menjadi lengan bisnis dari CT Corp. Payung bisnis retail milik Chairul Tanjung dimulai ketika ia mendirikan Trans Lifestyle pada tahun 2007 silam. Trans Retail terus berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan grup ritel terbesar di Indonesia.

        Bahkan, gurita bisnis milik Chairul Tanjung ini berhasil mengakuisisi peritel terbesar di Indonesia, yakni PT Carrefour Indonesia pada tahun 2010. Kala itu, kepemilikan CT Corp dalam Carrefour hanya sebesar 40% hingga akhirnya pada tahun 2012 ia menggenapkan akusisi tersebut menjadi 100%. 

        Delapan tahun usai mencaplok seluruh kepemilikan saham peritel terbesar itu, nama besar Carrefour masih disematkan menjadi brand dari perusahaan ritel CT Corp sehingga namanya kini menjadi Transmart Carrefour.

        6. Trans Studio

        Kerajaan bisnis Chairul Tanjung berikutnya datang dari sektor hiburan. CT Corp mendirikan jaringan taman bermain raksasa di dalam ruangan bernama Trans Studio. Taman hiburan yang pertama kali dibuka adalah Trans Studio Makassar pada tahun 2009 dan kemudian disusul oleh Trans Studio Bandung pada tahun 2011. Saat ini, jaringan Trans Studio pun sudah dibuka di beberapa daerah lain, termasuk di Cibubur.

        7. Garuda Indonesia 

        Chairul Tanjung tercatat sebagai pemegang saham maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Untuk pertama kalinya, Chairul Tanjung membeli saham Garuda melalui PT Trans Airways pada tahun 2012. 

        Saat itu, Trans Airways membeli 10,88% saham dari Danareksa Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas. Sejak pembelian pertama, Trans Airways secara berkala membeli saham Garuda Indonesia. Sampai dengan 5 November 2020, kepemilikan Trans Airways dalam Garuda mencapai 25,80%.

        8. Bank Harda

        Mega Corp tak berhenti melakukan ekspansi bisnis. Baru-baru ini, perusahaan milik Chairul Tanjung itu melaporakan rencananya untuk mengakuisisi PT Bank Harda Internasional (Bank Harda). Tak main-main, jumlah saham yang akan dibeli mencapai 3,08 miliar atau setara 73,71% dari saham Bank Harda. 

        Meski belum mencapai final, dengan porsi akuisisi sebesar itu, Mega Corp akan menjadi pemegang saham pengendali yang baru dalam Bank Harda. Untuk diketahui juga, Mega Corp telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham Bank Harda dengan pemilik sebelumnya, yakni PT Hakimputra Perkasa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: