Korut Bangun 2 Kapal Selam Baru, Satu buat Tembakkan Rudal Balistik
Korea Utara (Korut) terdeteksi sedang membangun dua kapal selam baru. Salah satunya dirancang untuk dapat menembakkan rudal balistik dari bawah laut.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (Korsel) mengungkap proyek militer Pyongyang itu kepada anggota parlemen di Seoul.
Baca Juga: Korut Larang Merokok di Publik Meski Kim Perokok Berat
Korea Utara memiliki armada kapal selam yang besar, tetapi hanya satu kapal selam eksperimental yang mampu membawa rudal balistik.
"Salah satu kapal selam yang sedang dibangun Korea Utara dapat membawa rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM)," kata Ha Tae-keung, seorang anggota parlemen partai oposisi di komite intelijen parlemen, kepada Reuters yang dilansir Kamis (5/11/2020).
"Satunya adalah (kapal selam) Kelas Romeo yang dimodifikasi dan yang lainnya adalah ukuran sedang," lanjut dia.
Korea Utara telah dijatuhi sanksi Dewan Keamanan PBB sejak 2006 atas program rudal balistik dan senjata nuklirnya.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump telah bertemu tiga kali sejak 2018, tetapi gagal membuat kemajuan dalam seruan AS kepada Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya dan tuntutan Korea Utara untuk diakhirinya sanksi.
Pada Juli 2019, media pemerintah menunjukkan Kim Jong-un sedang memeriksa kapal selam besar yang baru dibangun. Sementara Korea Utara tidak mendeskripsikan sistem senjata kapal selam, para analis mengatakan ukuran kapal yang jelas mengindikasikan bahwa kapal itu dirancang untuk membawa rudal.
Pada akhir 2019, Korea Utara mengatakan telah berhasil menguji coba SLBM baru dari bawah laut, dan bulan lalu memamerkan desain SLBM baru selama parade militer di Pyongyang.
Janji Kim Jong-un untuk mengungkap senjata strategis baru tahun ini juga menimbulkan spekulasi bahwa Korea Utara dapat segera mengerahkan kapal selam rudal balistik yang operasional.
Korea Utara memamerkan total 76 rudal dalam sembilan jenis berbeda pada parade militer pada 10 Oktober, termasuk senjata jarak jauh negara itu untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Data itu dipaparkan Ha kepada kantor berita Yonhap.
Setelah berbulan-bulan berspekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un, mata-mata Korea Selatan mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa pemimpin muda itu menderita masalah kesehatan.
Anggota parlemen itu juga mengatakan ada bukti tidak langsung yang menunjukkan bahwa Kim Jong-un telah memerintahkan penyelidikan terhadap pasukan Korea Utara yang menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang pada akhir September.
Korea Utara pekan lalu mengatakan penembakan pria Korea Selatan di perairannya bulan lalu adalah tindakan pertahanan diri di tengah kekhawatiran tentang virus corona.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: