Penetrasi digital di masa pandemi begitu masif sehingga tak heran jika konsumen menuntut perusahaan untuk segera melakukan digitalisasi layanan termasuk di bandara. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Inventure, konsumen menginginkan adanya digitalisasi consumer journey penumpang pesawat mulai dari memesan tiket hingga pengecekan paspor dan visa.
"Sebanyak 49,4% responden akan lebih banyak memesan tiket via online, 42,9% responden memilih melakukan chek-in secara digital dan 43,2% responden lebih memilih melakukan pengecekan paspor dan visa secara digital. Bagi para pengelola bandara, pilihannya cuma satu: go digital or die!" ujar Managing Partner Inventure, Yuswohady di Jakarta pada akhir pekan lalu.
Tak hanya digitalisasi layanan, penerapan protokol kesehatan di lingkungan bandara dan pesawat juga membutuhkan konsumen di masa next normal. Dari hasil studi terungkap 62,9% responden mengaku layanan dan fasilitas contactless yang diterapkan oleh maskapai penerbangan sangat penting.
Baca Juga: Optimalkan Produktivitas Peternak, Berdikari Sinergi dengan Tanijoy
"Konsumen bahkan rela untuk membayar mahal untuk mendapatkan jaminan keamanan dari maskapai penerbangan," tambahnya.
Hasil riset juga mengungkapkan bahwa pandemi juga membuat pendapatan pribadi/keluarga berkurang sehingga cenderung membatasi konsumen untuk pengeluaran yang sifatnya mahal seperti mobil.
Alternatifnya, konsumen mulai melirik mobil bekas. Studi yang dilakukan oleh Inventure-Alvara, 55,6% responden menjawab bahwa mobil bekas lebih diminati di masa pandemi ini.
"Kendaraan pribadi dianggap sebagai kendaraan yang paling aman selama masa pandemi. Hal ini dikarenakan transportasi publik di mana satu moda transportasi digunakan oleh banyak orang tentu akan menciptakan kerumunan sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran virus," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti