Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berkah Harga Komoditas Naik, ZINC Kaji Potensi Pasar Domestik Bijih Besi

        Berkah Harga Komoditas Naik, ZINC Kaji Potensi Pasar Domestik Bijih Besi Kredit Foto: Kapuas Prima Coal
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), emiten pertambangan logam dasar, mengkaji peluang positif dari meningkatnya harga komoditas bijih besi sejak Juli 2020.

        ZINC diketahui memiliki cadangan mineral bijih besi sebanyak 23 juta ton yang belum dieksplorasi. ZINC sempat melakukan eksplorasi bijih besi pada 2008-2014, namun dihentikan sementara karena harga komoditas bijih besi yang menurun drastis pada saat itu.

        Hendra William selaku Direktur ZINC mengatakan, "pada saat ini, ZINC melihat kesempatan positif dari meningkatnya harga komoditas bijih besi di kisaran US$120 per ton (kadar Fe 62 %). ZINC sedang bersiap agar dapat menambah penjualan komoditas bijih besi untuk penjualan domestik dalam waktu enam bulan ke depan, dengan target rata-rata penjualan 30.000 ton per bulan."

        Baca Juga: Raksasa Tambang Blockchain Tunjuk Pejabat Baru Setelah Sahamnya Naik

        Secara umum, seluruh harga komoditas logam dasar membaik sejak Juli 2020. Harga komoditas Seng berada di kisaran US$2.721 per ton, sementara Timbal berada di kisaran US$1.951 per ton berdasarkan data London Metal Exchange (LME) pada 19 November 2020.

        Perseroan pun telah mengeluarkan dana Rp20,3 miliar per September 2020 untuk pengembangan dan eksplorasi lahan tambang milik ZINC. Potensi sumber daya mineral ZINC menurut pelaporan per Agustus 2020 menunjukkan adanya tambahan potensi menjadi 23,33 juta ton dari data sebelumnya sebesar 14,44 juta ton pada 2018.

        Sementara kinerja keuangan ZINC hingga kuartal III-2020 mencatatkan pendapatan sebesar Rp380,46 miliar dan laba bersih sebesar Rp26,38 miliar.

        "Terdapat koreksi kinerja dikarenakan adanya bencana banjir besar di Kalimantan Tengah pada Juli lalu, yang mengakibatkan kemunduran jadwal pengapalan ke pembeli di September ke Oktober 2020. Meskipun begitu, ZINC tetap melihat adanya permintaan yang signifikan terhadap komoditas yang perseroan produksi," tutup Hendra.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: