Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tersedia secara masif, terutama melalui minyak kelapa sawit.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, saat ini pemerintah tengah menjalankan program biodiesel 30 persen (B30) dan ke depan akan dikembangkan menjadi D100 yakni diesel dengan 100 persen berbahan baku sawit yang diolah di kilang Pertamina.
"Ada biofuel bisa mengganti hidrokarbon menjadi Crude Palm Oil (CPO) langsung untuk menghasilkan gasoline (bensin), kita punya kemampuan untuk itu," ujar Arifin.
Baca Juga: Lawan Diskriminasi Sawit di WTO, Kemendag: Optimis Bisa Kalahkan Uni Eropa
Kendati memiliki potensi yang besar, tuduhan terhadap minyak kelapa sawit tetap saja belum reda. Bahkan, Uni Eropa akan menghapuskan penggunaan minyak sawit untuk bahan bakar secara total pada 2030 mendatang.
Terkait hal tersebut, Arifin menjelaskan, "nah, 1 juta barel per hari minyak itu, kalau mau ganti ke CPO, kita butuh 15 juta hektare kebun CPO baru. Itu hasil dari kajian kita."
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan untuk jangka pendek, pemerintah akan terus melanjutkan program B30 dan menyesuaikan alokasi B30 sesuai penurunan permintaan solar, lalu penerapan dana tambahan pemerintah kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), serta penetapan pungutan ekspor BPDPKS pada setiap level harga.
Untuk jangka menengah, lanjutnya, akan dilanjutkan ke program B40 dan memberikan insentif investasi untuk pengembangan B40 yang menggunakan teknologi baru. Sedangkan untuk jangka panjang, menurutnya, akan dikembangkan green refinery dan pemerintah akan memberikan insentif investasi untuk pengembangan green refinery ini.
"Rencananya akan ada green certificate juga," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: