Trump Gak Menyerah Ihwal Angkat Kaki dari Gedung Putih, Nasib Dolar AS di Ujung Tanduk!
Presiden AS, Donald Trump, menyatakan siap untuk meninggalkan Gedung Putih dengan syarat bahwa Joe Biden berhasil memenangkan pemilihan Electoral College. Namun, pernyataan tersebut tidak menandakan bahwa Trump benar-benar telah mengakui kekahalannya di ajang pilpres 2020.
Dilansir dari Reuters, Trump masih saja menyebut kontestasi politik tersebut sebagai penipuan, meski ia sendiri tidak bisa memberikan bukti konkret atas tudingan miring itu. Saat ditanya apakah ia benar-benar akan meninggalkan Gedung Putih jika Electoral College memilih Biden, Trump tegas, "Tentu saja saya akan lakukan. Dan kamu tahu itu." Baca Juga: Dorong Dolar AS ke Bawah Rp14.100, Rupiah Terbaik Ketiga Se-Asia
"Tapi, saya pikir akan ada banyak hal yang terjadi antara sekarang dan tanggal 20 Januari. Penipuan besar-besaran telah ditemukan. Kamis seperti negara dunia ketiga," sambung Trump, dilansir pada Jumat, 27 November 2020. Baca Juga: Dolar AS Keok Lawan Rupiah, Semua Itu Berkat Menteri Sri Mulyani Lho!
Di tengah sikap Trump yang belum menyerah atas hasil pilpres, dolar AS diprediksi menghadapi situasi yang buruk pada perdagangan hari ini. Ahli strategi senior di Barclays, Shinichiro Kadota, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap dolar terjadi seiring dengan posisi mata uang berisiko yang diuntungkan oleh peningkatan optimisme publik mengenai laporan vaksin Covid-19.
"Dolar AS bagaimanapun secara luas tertekan pada penjualan akhir bulan," pungkasnya seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, ia memperkirakan penguatan mata uang risiko akan berlangsung dalam jangka menengah. Dengan kata lain, Dolar AS memiliki peluang untuk pulih kembali.
"Ketika melihat bagaimana ekonomi telah pulih pada kuartal Juli, Amerika Serikat tumbuh dan melakukan rebound yang kuat. Dalam skenario di mana vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal, AS mungkin akan menjadi salah satu yang paling tangguh di antara negara-negara maju. Dan saya pikir itu akan menciptakan lingkungan yang menguntungkan dolar AS," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: