Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) angkat bicara mengenai libur Natal dan Tahun Baru yang dipersingkat yang semula 11 hari menjadi delapan hari.
Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Eka Ginanjar menilai libur yang masih berlangsung selama delapan hari kemudian berpotensi mengakibatkan penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19).
"Kalau menurut saya, libur selama delapan hari sepertinya masih berpotensi menularkan Covid-19. Meski cuti bersama dan libur dikurangi, delapan hari ini adalah waktu yang panjang dan berpotensi membuat orang bepergian ke tempat wisata atau luar kota dan kemungkinannya masih sangat tinggi," katanya sebagaimana dikutip dari Republika, Rabu (2/12/2020).
Baca Juga: Industri Furnitur Bidik Omzet Rp28 Triliun Sepanjang 2020
Artinya, dia melanjutkan, libur ini bisa membuat orang-orang melakukan mobilisasi pergi ke tempat wisata dan berkerumun atau foto bersama dengan keluarga tanpa mengenakan masker karena ingin wajah terlihat, atau makan-makan di restoran atau kafe dengan tidak memakai penutup hidung dan mulut, atau jika mengunjungi tempat wisata misalnya ketika berenang yang tidak mungkin menjaga jarak dan memakai masker.
"Kemudian ini bisa mengakibatkan penambahan kasus (Covid-19)," katanya.
Menurutnya, kasus Covid-19 yang meningkat bisa dilihat usai libur-libur kemarin seperti Idul Fitri, Idul Adha, bahkan maulid hanya selama empat hari ternyata bisa menambah kasus Covid-19.
Baca Juga: 6 Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia | Infografis
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat