Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dampak Pandemi, Biaya Renovasi Kantor Naik 4,7%

        Dampak Pandemi, Biaya Renovasi Kantor Naik 4,7% Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lembaga konsultan properti global, Jones Lang LaSalle (JLL) dalam laporannya bertajuk "Asia Pacific Fit-Out Cost Guide 2020/2021" mengungkapkan bahwa perusahaan perlu mengantisipasi tambahan anggaran untuk mendesain ulang atau meningkatkan kualitas ruang kerja mereka pada 2021.

        Meskipun di saat yang sama banyak perusahaan yang berupaya mengurangi pengeluaran (capex) di tengah tekanan finansial akibat pandemi, laporan tersebut mengungkapkan bahwa biaya renovasi rata-rata naik 4,7% dibanding tahun lalu di wilayah Asia Pasifik. Kenaikan ini disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja, pertimbangan untuk faktor kesehatan dan keselamatan, terbatasnya ketersediaan material, dan tingginya biaya pengiriman.

        Baca Juga: Pencarian Properti di Jabodetabek Melonjak Drastis Saat Pandemi, Ternyata Ini Alasannya!

        "Kota-kota yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing memiliki kesulitan kurangnya tenaga kerja dan pemerintah telah memberlakukan langkah-langkah yang ketat, termasuk peningkatan rutinitas inspeksi serta penegakan protokol kesehatan dan keselamatan, agar lokasi konstruksi dapat dibuka kembali. Ini adalah tindakan pencegahan yang penting dan diperlukan. Namun, dampak pada produktivitas serta jadwal proyek yang diperpanjang akan meningkatkan biaya," kata Executive Managing Director, Project Development Services, JLL Asia Pacific Martin Hinge pada Senin (7/12/2020).

        Terlepas dari kenaikan biaya secara keseluruhan, JLL yakin hal ini tidak akan menghalangi sebagian besar perusahaan untuk berinvestasi dalam lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi karyawan mereka. Pasalnya, ruang kerja masih memiliki peran penting dalam melestarikan budaya perusahaan, serta dalam merekrut dan mempertahankan karyawan yang berpotensi.

        "Praktik kerja mengalami gangguan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan banyak perusahaan kini tengah meninjau kembali portofolio mereka untuk mengurangi dampak finansial pandemi terhadap bisnis mereka. Ketika orang-orang mulai kembali bekerja, banyak yang mengubah kantor mereka untuk menyesuaikan jarak antarkaryawan dan menggunakan lebih banyak teknologi untuk memfasilitasi kolaborasi karyawan yang bekerja di kantor dan yang bekerja jarak jauh," imbuh Hinge.

        Menurut dia, harapan karyawan, serta perubahan yang terjadi tiba-tiba dalam kebiasaan bekerja, mengharuskan perusahaan mempertimbangkan bagaimana ruang kerja dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

        "Dalam berbagai hal, karyawan telah menjadi pengguna tempat kerja dan pembuat keputusan di mana dan bagaimana mereka bekerja sehingga saya percaya bahwa berinvestasi pada lingkungan kerja yang fleksibel akan membawa keuntungan bagi kenyamanan karyawan saat bekerja," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: