Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inalum Peduli UMKM, Kacang Sihobuk Manise Cemilan Khas Sumatera Utara

        Inalum Peduli UMKM, Kacang Sihobuk Manise Cemilan Khas Sumatera Utara Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mangiring Sipahutar adalah mitra Inalum yang menjadi produsen cemilan khas Batak yang berasal dari Tarutung, Sumatera Utara yaitu kacang garing Sihobuk. Ia telah mendalami proses pembuatan kacang Sihobuk sejak masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP).  

        Dikatakannya, asal dari kacang Sihobik diambil dari nama desa di Tapanuli Utara, yaitu desa Sihobuk. Menurut sejarahnya, kacang ini dibuat oleh warga sihobuk sebagai bentuk peringatan atas kejadian longsor yang menimpa desa Sihobuk pada tahun 1982 yang menelan 12 korban jiwa. Kini, kacang sihobuk sudah dikenal di berbagai daerah karena rasa dan kegurihannya.

        Baca Juga: Inalum Sabet Gelar BUMN Percontohan, Ternyata Karena Hal Ini!

        "Proses pembuatannyapun bukan sembarangan. Kacang tanah yang baru saja dipanen disortir terlebih dahulu. Setelah disortir kemudian dijemur di bawah sinar mentari sampai kering sepenuhnya," katanya, Kamis (11/12/2020). 

        Baca Juga: Kolaborasi dan Sinergi Ketahanan Pangan, Desa Binaan Inalum Panen Raya Jagung

        Tidak berhenti di situ, kemudian kacang direndam kembali di dalam air selama dua sampai tiga hari agar kacang bersih dari tanah-tanah yang tersisa. Setelah direndam, kacang disangrai di dalam sebuah wadah menggunakan pasir. Kacang disangrai selama dua sampai tiga jam dengan api yang terus menyala. Apabila menyangrai secara manual, kacang harus terus disangrai agar tidak gosong. Setelah itu, kacang didinginkan dan dipilah kembali untuk kemudian dikemas dan dipasarkan. 

        "Kami telah menggunakan alat sangrai berbentuk kaleng besar yang dapat berputar sendiri sejak 2019, sehingga tidak perlu menyangrai secara manual. Sekali menyangrai bisa mendapatkan empat kaleng kacang sihobuk," ujarnya. 

        Salah satu kendala dalam pembuatan kacang sihobuk adalah apabila cuaca mendung dan hujan turun, kacang akan sulit dikeringkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

        "Usaha kacang sihobuk ini merupakan usaha turun-temurun di keluarga kami. Sebelumnya usaha kacang sihobuk Manise ini dijalankan oleh adik saya yang kemudian saya lanjutkan," ujarnya. 

        Sebelum pandemi, Mangiring dapat memproduksi empat puluh kaleng dalam sebulan. Selain berjualan di toko, ia juga mengirim kacangnya kepada pelanggannya di Jakarta, Medan, dan Palembang. 

        "Saat ada kegiatan atau acara-acara besar di PT Inalum (Persero), perusahaan plat merah ini selalu menyediakan kacang sihobuk yang mereka beli dari kami untuk kudapan. Selain itu, Inalum juga memberikan pinjaman modal usaha di tahun 2019 dengan biaya administrasi sebesar 3%. Modal ini kemudian kami belikan stok bahan baku kacang tanah,"katanya.

        Pandemi Covid-19 membuat penjualan kacang sihobuk turun drastis. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah wisatawan. 

        "Saat ini kami sedang mengerjakan pesanan pelanggan dari Jakarta sebanyak 48 kaleng atau setara dengan 2.400 kilogram. Biasanya kami mengirimkan pesanan pelanggan melalui ekpedisi bis. Dan pastinya kacang sihobuk ini cocok dikonsumsi saat acara keluarga, pesta adat, pesta pernikahan, ataupun acara lain yang bersifat nonformal," pungkasnya.  

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: