Ngamuk Sambil Tuduh Pilpres Curang, Fans Trump Beraksi di Kota-kota
Ribuan pendukung Donald Trump berunjuk rasa menyuarakan tudingan kecurangan pemilu di sejumlah kota di AS pada Sabtu (12/12/2020). Sempat terjadi beberapa bentrokan dengan demonstrasi tandingan.
Di Washington DC, lebih dari 20 orang ditangkap dan empat orang jadi korban penikaman, kata polisi.
Baca Juga: Luhut: Di Masa Akhir Jabatannya, Trump Tertarik pada Indonesia SWF
Trump kalah dari Joe Biden dalam pemilihan presiden pada 3 November lalu, namun belum mengakui kekalahan.
Electoral College, sistem yang memilih presiden AS, dijadwalkan untuk mengesahkan kemenangan Biden pada Senin (14/12/2020).
Biden memenangkan 306 suara, jauh di atas 232 perolehan suara Trump dalam Electoral College. Keunggulan Biden dalam perolehan suara total (popular vote) juga tujuh juta lebih banyak ketimbang Trump.
Di ibu kota, polisi berusaha memisahkan kedua kubu. Strategi aparat meliputi penyegelan Black Lives Matter Plaza tempat unjuk rasa tandingan digelar.
Para demonstran pro-Trump berkumpul di bawah spanduk bertulisan "Stop the Steal" (Hentikan Pencurian [Suara]). Mereka diikuti para anggota kelompok ekstrem kanan Proud Boys, yang mengenakan pakaian kuning-hitam dan banyak di antara mereka memakai rompi anti peluru.
Trump membuat kontroversi dengan meminta kelompok tersebut "mundur dan bersiap" dalam debat Pilpres September lalu, meski ia belakangan mengecam "semua penganut paham supremasi kulit putih".
Ketika unjuk rasa berlanjut sampai malam hari, Proud Boys dan kelompok Antifa yang mengadakan unjuk rasa tandingan, sebagian besar terpisahkan oleh garis polisi, saling melempar hinaan satu sama lain. Tapi terjadi kekerasan secara sporadis.
Penikaman terjadi di dekat Harry`s Bar di pusat kota, tapi tidak jelas orang-orang yang ditikam itu berasal dari kelompok mana, menurut Washington Post.
Sebanyak delapan orang dibawa ke rumah sakit, termasuk dua petugas polisi, menurut CNN.
Para pengunjuk rasa Make America Great Again (MAGA), yang mendukung Trump, tertangkap video sedang mencabut bendera Black Lives Matter dari sebuah gereja, menyiraminya dengan bensin, dan membakarnya.
Pada hari Minggu pastor di gereja tersebut membandingkan tindakan itu dengan pembakaran salib.
"Melihat aksi ini di video membuat saya geram sekaligus bertekad untuk melawan kejahatan yang telah muncul," kata Pastor Ianther Milles dalam sebuah pernyataan tertulis.
Unjuk rasa juga digelar di Olympia, ibu kota negara bagian Washington; Atlanta, dan St. Paul, Minnesota. Polisi di Olympia berkata satu orang telah ditembak dan tiga lainnya ditangkap setelah terjadi bentrokan antara kedua kelompok.
Unjuk rasa di Washington DC diikuti beberapa ribu pendukung Trump, tapi jumlah mereka lebih kecil dari unjuk rasa pada 14 November. Hanya sedikit peserta demonstrasi yang mengenakan masker meskipun pembatasan Covid-19 masih berlaku.
Unjuk rasa diisi pidato dari mantan Penasihat Keamanan Nasional yang mendapat amnesti, Michael Flynn, dan Sebastian Gorka, mantan pejabat Gedung Putih.
Gorka meminta presiden tidak menyerah dalam upaya hukumnya - berdasarkan tudingan-tudingan yang telah terbantahkan tentang kecurangan - untuk membalikkan hasil pemilu.
Kekalahan legal terbaru sang presiden terjadi pada hari Jumat (11/12/2020), ketika Mahkamah Agung menolak permintaan untuk membatalkan hasil di empat negara bagian kunci yang dimenangkan Biden. Trump kini telah kalah dalam lebih dari 50 perkara terkait pemilu.
Para pengunjuk rasa di Washington bersorak ketika helikopter presiden, Marine One, terbang di atas mereka. Helikopter itu membawa Trump ke pertandingan futbol antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di West Point, New York.
Sang presiden sebelumnya menyuarakan dukungan lewat Twitter.
Jenderal Flynn mengibaratkan para pengunjuk rasa dengan prajurit dan pendeta yang meruntuhkan tembok Yerikho, mendukung seruan para penyelenggara demonstrasi untuk "Pertempuran Yerikho" demi membalikkan hasil pemilu.
Istilah tersebut merujuk cerita dalam Alkitab tentang pasukan yang menaklukkan Kota Yerikho, kota yang dijanjikan Tuhan bagi mereka, setelah mengelilingi bagian luar tembok kota selama enam hari. Ini dianggap sebagai simbol untuk ujian keyakinan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: