- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Ubah Model Bisnis Pasca Covid-19, ITMG Yakin Sektor Kesehatan Bakal Berkembang Pesat
Manjemen PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) emiten yang bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) menyatakan bahwa saat ini perseroan sedang bertransformasi dari model bisnis medical equipment supplier menjadi manufacture dan innovator peralatan medis dengan visi HiTech Healthcare Solutions. Keputusan tersebut merupakan upaya perseroan untuk terus meningkatkan nilai perusahaan secara optimal.
“Pasca Covid sektor kesehatan akan banyak mengalami kemajuan signifikan tidak hanya sektor kesehatan tanah air namun juga secara global, untuk itu IRRA akan semakin memperbesar peran dan kontribusinya melalui transformasi” uangkap Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk, Heru Firdausi Syarif, secara virtual, di Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Baca Juga: Saham Perusahaan Induk Bukalapak Hingga SCTV Melejit, Kekayaan Eddy Sariaatmadja Ikut Terkerek
Kedepan IRRA akan terus menambah portofolio produk untuk memperbesar ruang pertumbuhan perusahaan kedepannya. Salah satu produk yang sedang dipersiapkan perseroan adalah Avimac , produk imunudulator untuk meningkatkan imun tubuh milik IRRA tersebut saat inisedang dalam uji klinis tahap-3 di BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan).
Diharapkan , tahun depan sudah bisa di pasarkan. Sepanjang tahun 2020, performa perseroan telah melampaui target yang ditetapkan. Pendapatan yang ditargetkan tumbuh 20% , mampu tumbuh diatas 20%. Begitu juga untuk performa laba bersih, yang semula di targetkan bisa tumbuh diatas 20%, diperkirakan pertumbuhannya bisa berada diatas 30%. Capaiaan positif perseroan di tahun ini , tidak lepas dari masuknya pesanan dari program penanganan Covid – 19 di kuartal IV seperti penyediaan mesin plasma darah untuk 45 RS Rujukan Covid-19, pengadaan jarun suntik ADS untuk program vaksin dan terakhir pengadaan Swab Antigen Test.
Direktur Pemasaran dan Penjualan IRRA Hendry Herman mengungkapkan, Swab Antigen Test dengan merk Panbio milik Abbott ini baru mulai dipasarkan di kuartal IV tahun ini. “Tahun ini, kami melengkapi produk kami dengan Produk Covid Swab Antigen Test, meskipun baru, kontribusinya sangat bagus dan tahun depan kontribusinya akan signifikan karena akan dipasarkan secara penuh”.uangkap Hendry. Selain produk Covid Swab Antigen Test, perseroan juga menambah produk kesehatannya berupa peralatan USG yang juga mendapat penerimaan yang sangat baik.
Tahun depan , perseroan meyakini akan tumbuh lebih tinggi lagi, selain ekspektasi peningkatan belanja kesehatan. Kinerja Perseroan juga akan ditopang dengan beroperasinya secara penuh pabrik ke-2 milik PT Oneject Indonesia (Oneject) yang merupakan sister company perseroan ditahun depan. Hadirnya pabrik ke-2 tersebut akan membuat total kapasitas yang dimiliki OneJect mencapai 1,2 miliar jarum suntik sekali pakai (ADS) dan safety needle per tahun, sekaligu mengukuhkan OneJect sebagai produsen jarum suntik sekali pakai (ADS) dan safety needle terbesar di ASEAN.
Baca Juga: Ancang-Ancang Rebound, LPKR Perkuat Posisi Kas Perusahaan
Sepanjang Sembilan bulan 2020 (9M2020), perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp141,06 miliar atau tumbuh 9,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi pendapatanperseroan berasal dari Alat Kesehatan Non Elektromedik (Alat Suntik) yang tumbuh 19,3% (YoY) menjadi Rp33,14 miliar. Dan Produk Diagnostic In Vitro yang tumbuh sebesar 6,5% (YoY) menjadi Rp107,77 miliar. Laba usaha perseroan yang berhasil diraih sampai 9M2020 sebesar Rp11,36 miliar atau tumbuh 31,8% dibandingkan priode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp8,6 miliar.
Sementara untuk perolehan laba bersih, tumbuh lebih tinggi lagi sebesar 46,4% menjadi Rp9,03 miliar. Raihan pertumbuhan laba usaha dan laba bersih yang tinggi tersebut juga disertai peningkatan kualitas laba berupa peningkatan margin laba. Margin laba usaha dan laba bersih IRRA masing-masing meningkatsebesar 137 bps dan 162 bps menjadi 8,1% dan 6,4% di 9M2019.
Total aset perseroan per 9M2020 tercatat sebesar Rp245,59 miliar , nilai aset tersebut mengalami penurunan karena penurunan liabilitas dan ekuitas perseroan. Penurunan nilai ekuitas perseroan disebabkan oleh kebijakan pembelian saham kembali (Buyback) yang dilakukan oleh perseroan di kuartal I – 2020.Jumlah saham yang dibeli perseroan dalam program Buyback tersebut sebanyak 113.622.400 juta lembar dengan nilai pembelian sebesar Rp59,91 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: