Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bonus Demografi, Peluang yang Bisa Jadi Bumerang

        Bonus Demografi, Peluang yang Bisa Jadi Bumerang Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pada 2030 diperkirakan hampir 70% penduduk Indonesia akan berada di usia produktif, yaitu usia antara 15 hingga 64 tahun. Pada saat ini adalah titik yang tepat untuk mulai bersama-sama usaha strategis dan bertanggung jawab, yang dapat memanfaatkan bonus demografi agar bisa memberikan manfaat bagi bangsa.

        Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Business Links (IBL) dalam webinar Kemitraan dalam Meningkatkan Peluang Ekonomi Kaum Muda yang digelar Katadata bersama Indonesia Business Links pada Kamis (17/12/2020). Baca Juga: Genjot Ekonomi Masyarakat, Jabar Bakal Bentuk 100 Desa Wisata

        “Kita tidak akan pernah berpikir bahwa bonus demografi akan menimbulkan angka pengangguran yang tinggi. Tantangan untuk itu tidak kecil sehingga dibutuhkan strategi dan koordinasi di antara para pemangku kepentingan dalam satu kolaborsi sehingga tantangan ini dapat dijawab bersama sama menjadi lebih mudah,” jelas Yayan. Baca Juga: Dukung Kemandirian Ternak, BPPSDMP Adakan Pelatihan Peternakan bagi Petani Milenial

        Melihat tantangan tersebut, IBL melalui Program Skilled Youth 4 menggandeng Puskamuda UI untuk melakukan kajian tentang kemitraan bagi peningkatan peluang ekonomi anak muda.

        Kajian ini fokus kepada dua hal yaitu kesiapan bekerja dan kewirausahawan dimana akan dilihat beberapa aspek utama seperti akses, soft skills, kemitraan, GESI, teknologi informasi, dan literasi keuangan.

        Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari, mengungkapkan bahwa sudah lebih dari 1.000 anak muda yang menerima manfaat dari program Skilled Youth 4. Program Skilled Youth 4 adalah program kolaborasi Citi Indonesia dan Indonesia Business Links (IBL) yang didukung oleh Citi Foundation, ditujukan bagi generasi muda berusia 16-25 tahun di sejumlah wilayah di Jawa Barat yaitu Bekasi, Cikarang, Kerawang, Bandung, dan Purwakarta.

        “Kami sangat menyambut baik inisiatif yang dilakukan Indonesia Business Links (IBL) dan dari hasil yang diperoleh, pendampingan bagi generasi muda merupakan salah satu faktor utama dari program Skilled Youth. Selain itu, aspek inklusif dan keberagaman juga mempunyai peran yang penting dalam pengembangan potensi generasi muda kedepannya dan bertujuan memberikan dampak yang serentak dan berkelanjutan bagi para generasi muda di wilayah yang menjadi sasaran program ini. ” ungkap Puni.

        Menurut Puni, Citi Indonesia pada tahun depan akan mulai mengembangkan aspek inklusif dan keberagaman yang menjadi peran penting dalam pengembangan potensi anak muda yang kedepannya akan menjadi acuan dari program-program yang akan dilaksanakan oleh Citi Indonesia.

        Ia mengatakan kaum muda menjadi salah satu kelompok yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Peluang untuk bekerja semakin sempit dan juga kesempatan berwirausaha menjadi terbatas. Karena itu, perlu ada kemitraan yang inklusif untuk mendorong kelompok muda bisa berwirausaha di masa pandemi dan juga pasca-pandemi.

        Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional Mahatmi Parwitasari Saronto, mengatakan bahwa Covid-19 berdampak besar pada kondisi angkatan kerja pada 2020. Dalam visi Indonesia 2045, pemerintah menargetkan 90% angkatan kerja berpendidikan menengah ke atas.

        “90% tenaga kerja kita dapat bekerja di lapangan kerja dengan keahlian menengah ke atas. Untuk mendorong produktivitas, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan diharapkan mencapai 65%. Sama seperti Vietnam sekarang,” ucap Mahatmi

        Menyadari kondisi dan tantangan target tersebut, strategi yang akan ditempuh pemerintah terdiri dari tiga poin, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keahlian tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, dan mendorong fleksibilitas dan mobilitas tenaga kerja untuk keluar masuk pasar kerja tanpa terdampak besar pada kesejahteraan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: