Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masyarakat Indonesia Harus Diberikan Peran Aktif untuk Mengubah Perilaku

        Masyarakat Indonesia Harus Diberikan Peran Aktif untuk Mengubah Perilaku Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar kesehatan masyarakat Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, DrPH mengatakan masyarakat harus diberikan peran secara aktif agar bisa mengubah perilaku secara bersama-sama sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.

        Prof dr Hadi Pratomo yang juga Ketua Tim Periset Pemberdayaan, Edukasi dan Literasi Terkait Covid-19 untuk Perubahan Perilaku Komunitas UI itu dalam keterangannya yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu, mengemukakan pemberian peran aktif pada masyarakat serta pendampingan ini yang dinilai belum diterapkan oleh pemerintah.

        Baca Juga: Ribuan Warga Bandung Terpapar Corona, Halodoc Buka Drive Thru Tes COVID-19

        "Gunakan pendekatan, tidak bisa hanya disuruh-suruh, tapi harus partisipatif, mereka diberikan peran yang aktif untuk ubah perilaku," kata Hadi.

        Dia menjelaskan salah satu masalah dimana masyarakat Indonesia cenderung abai terhadap protokol kesehatan, dikarenakan masyarakat tidak melihat virusnya secara kasat mata.

        Sementara itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr Sonny Harry B Harmadi mengakui bahwa abainya protokol kesehatan di masyarakat karena virus yang tak terlihat.

        Sonny menyebutkan hasil survei Badan Pusat Statistik menunjukkan alasan orang tidak menerapkan protokol kesehatan 3M, salah satunya karena yakin di sekelilingnya tidak ada kasus.

        "Karena dia yakin, maka mereka berpikir bebas tidak menerapkan 3M. Padahal, berbeda dengan beberapa penyakit, Covid-19 baru ketahuan seseorang memiliki virus kalau dites, karena banyak orang tanpa gejala," kata Sonny.

        Oleh karena itu, menurut Prof Hadi, yang perlu dilakukan adalah membuat hal yang tak kasat mata seperti virus tersebut menjadi tampak dan terlihat dengan media visual. 

        "Buat visual hal yang tidak tampak, perkenalkan dan dampingi, berikan pelatihan. Memang perlu waktu, tidak instan," kata Hadi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: