Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,1 di Melonguane, Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) disebabkan aktivitas subduksi lempeng Filipina.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,94 LU dan 127,44 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Timur Laut Kota Melonguane pada kedalaman 119 km.
Baca Juga: Surveyor Indonesia Salurkan Bantuan Korban Gempa Bumi di Sulawesi Barat
Prayitno menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Filipina.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault )," ujar Prayitno.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Melonguane, Tahuna, Ondong IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) , Manado, Bitung III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Galela , Gorontalo, Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Bolaang Uki II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), Ternate, Sofifi, Halmahera Tengah I-II MMI (Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian, menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,1 di Melonguane, Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) disebabkan aktivitas subduksi lempeng Filipina.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,94 LU dan 127,44 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Timur Laut Kota Melonguane pada kedalaman 119 km.
Prayitno menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Filipina.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault )," ujar Prayitno.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Melonguane, Tahuna, Ondong IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) , Manado, Bitung III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Galela , Gorontalo, Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Bolaang Uki II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), Ternate, Sofifi, Halmahera Tengah I-II MMI (Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian, menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: