Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Strategi Sharkmind, Raih Ranking 2 di Facebook Agency League

        Strategi Sharkmind, Raih Ranking 2 di Facebook Agency League Kredit Foto: Dok. Sharkmind
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Beriklan di sosial media seperti Facebook, Youtube, Instagram, Tiktok atau platform lainnya seperti sebuah keharusan di tengah berbagai brand atau perusahaan yang ada di Internet. Dengan beriklan maka brand akan lebih mudah muncul di timeline calon customer dibandingkan mereka yang tidak beriklan. 

        Tapi bagaimana untuk local brand yang tidak memiliki budget marketing bisa menang mengalahkan Ecommerce yang masih menerapkan bakar uang untuk marketing atau perusahaan nasional atau multinasional yang memiliki budget puluhan hingga ratusan milyar? Sharkmind sebagai juara 2 Facebook Agency League memberikan beberapa sarannya.

        Facebook Agency League Indonesia adalah sebuah kompetisi dari Facebook untuk semua agency yang ada di Indonesia yang mengiklankan untuk client atau partner di Indonesia. Client yang tercatat mulai dari perusahaan retail besar yang barangnya biasa di temukan di minimarket atau super market, brand lokal yang hanya berjualan via online bahkan perusahaan besar seperti otomotif, bank dan lainnya.

        Tapi bagaimana Sharkmind yang hanya menghandle 5 brand lokal tapi secara total iklan dan kualitas iklan mampu masuk ke ranking 2 Facebook mengalahkan agency lainnya? Freddy Ferdinand Co Founder Sharkmind memberikan beberapa kiat berikut, seperti dilansir, Jumat (29/1/2021).

        Produk yang berkualitas dan Supply yang siap.

        Sharkmind percaya bahwa mereka tidak bisa menjalankan marketing yang sukses tanpa adanya dukungan partner yang memiliki produk yang berkualitas, memahami market dan persiadaan stok yang cukup untuk di jual. Kualitas produk yang bagus membuat produk kita jika dibandingkan dengan brand lain akan menang dan berpotensi besar repeat order dan membuat brand lebih bertahan jangka panjang.

        Team yang tidak kegemukan

        Freddy mengatakan yang bisa membuat brand lokal menang dibandingkan perusahaan besar adalah team yang memiliki daya juang yang besar. Sehingga brand lokal ini bisa bergerak lebih dinamis tanpa birokrasi yang panjang dan proses pengambilan keputusan yang sangat cepat. 

        Jika perusahaan biasanya berinvestasi ratusan juta hingga milyaran dalam sebuah produksi konten video iklan. Kami berfokus pada kuantitas dengan tetap menjaga branding perusahaan. Kami menjalankan hingga 100 iklan per minggu untuk brand yang kami pegang. 

        “Tujuannya agar kami mengetahui mana iklan yang paling relevant dengan market sehingga menghasilkan keuntungan untuk kami baru kami naikkan budgetnya," kata Freddy.

        Selain itu dalam team customer service pun, Sharkmind bercerita bahwa mayoritas partnernya memiliki 3 shift customer service sehingga bisa melayani customer hampir 24 jam setiap hari dan tidak terpaku pada hari dan jam kerja. 

        Marketing sebagai biaya investasi bukan pengeluaran

        Sangat disayangkan jika beberapa brand tidak menjalankan iklan karena penjualannya sudah bagus. Padahal iklan adalah biaya investasi untuk memperkenalkan brand ke lebih banyak orang lagi. Dengan fitur iklan social media jika dimanfaatkan dengan benar maka berpotensi selalu mendatangkan calon customer baru tanpa melupakan customer yang sudah ada, ini di sebut marketing Funnel.

        Berfokus pada ROAS (Return of Advertising Spent)

        Budget marketing yang sedikit tentunya menuntut kreativitas dalam beriklan. Sharkmind selalu memperhatikan berapa banyak uang yang kembali dari investasi biaya iklan yang di keluarkan. 

        Semakin banyak uang yang kembali dalam bentuk sales maka semakin besar juga investasi iklan yang di keluarkan karena iklan adalah biaya marketing untuk investasi jangka panjang.

        Brand yang lebih dekat dengan customer

        Mayoritas market Indonesia sudah melek internet, Tapi masih besar market yang belum berani belanja online langsung. Mereka masih suka berbelanja menggunakkan Whatsapp karena adanya komunikasi dua arah dan merasa dekat langsung dengan brand yang dia ingin beli.

        Cara penjualan lewat Whatsapp ini tidak banyak brand besar yang mau melakukannya. Mereka lebih menginginkan website yang lebih terotomatisasi. Padahal website tidak selalu membuat customer nyaman dalam bertransaksi.

        Selain itu tidak hanya tentang iklan, Sharkmind juga berdasarkan pengalamannya membantu memberikan saran dalam membangun Omnichannel membangun reseller di daerah agar customer bisa semakin dekat  dengan brand. 

        Punya Mimpi Besar untuk Brand Lokal

        Freddy Ferdinand lewat Sharkmind pun punya mimpi bisa membawa brand lokal ke pasar global. Sebab sosial media sendiri tidak hanya terkenal di Indonesia tapi juga di seluruh dunia sehingga meski kita berada di Indonesia, memasarkan produk ke seluruh dunia bukanlah hal yang mustahil. Freddy mengatakan ini berkacamata dari pengalamannya yang sebelumnya pernah beriklan dengan menjual barang China ke seluruh dunia dengan omset puluhan milyar.

        “Membawa brand ke pasar global kuncinya menurut saya ada di kualitas produk dan channel distribusi. Karena untuk marketing sendiri, saya percaya resource kita di Indonesia sangat mampu melakukannya,” tambah Freddy Ferdinand.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: