Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Said Aqil Wanti-Wanti Kapolri Listyo Sigit Prabowo: Tengok Timur Tengah!

        Said Aqil Wanti-Wanti Kapolri Listyo Sigit Prabowo: Tengok Timur Tengah! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menerima silaturahmi Kapolri baru Listyo Sigit Prabowo. Dia mengingatkan pentingnya keterlibatan masyarakat sipil dalam menjaga negara agar tidak hancur seperti Timur Tengah.

        Listyo disambut oleh Said dengan bercengkrama dengan sejumlah tokoh di BPNU. Said mengingatkan kepada Listyo sebagai Kapolri untuk mengajak masyarakat sipil dalam menjaga negara.

        Baca Juga: Ujian Awal untuk Kapolri Listyo Sigit Prabowo: Bisakah Selesaikan Kasus Abu Janda?

        Langkah Listyo Sigit silaturahmi seperti ini diperlukan untuk menyamakan persepsi dan cara pandang, menyamakan pemahaman kebangsaan, agama, budaya. Hal ini tentu akan memperkuat keutuhan negara Indonesia.

        "Pasti bisa jadi kekuatan NKRI," kata Said Aqil Siradj di Gedung PBNU Pusat, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2021).

        Meski kerja sama telah berjalan lama, kerja sama antara PBNU dan Polri serta organisasi masyarakat lain perlu diperkuat. Said menyebut, seluruh negara membutuhkan keterlibatan masyarakat sipil dalam pemerintahan.

        Dia menyebut, pemerintahan tanpa masyarakat sipil yang kuat tidak akan kuat. Hal itu terjadi seperti negara-negara di Timur Tengah. "Tanpa itu (masyarakat sipil) akan hancur. Timur Tengah hancur karena tidak ada civil society," jelasnya.

        Said menuturkan, silaturahmi tersebut juga bertujuan memperkuat solidaritas. Meskipun selama ini kerja sama PBNU dan Polri dari tingkat bawah hingga atas sangat baik. "Namun, mari kita perkuat lagi. Silaturahmi akan membuahkan hasil positif kalau ada dukungan kerja dan upaya-upaya positif," terang Said.

        Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia juga membutuhkan pembangunan spiritual masing-masing. Hal itu tidak mengacu pada salah satu agama atau kepercayaan tertentu saja.

        "Indonesia bisa merdeka karena spiritual oleh founding father kita baik yang Muslim dan non-Muslim mengerahkan kekuatan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: