Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pilih Mana, Pak Polisi Buka-bukaan Tapi Nama Baik Keluarga Ustad Maaher Tercemar atau...

        Pilih Mana, Pak Polisi Buka-bukaan Tapi Nama Baik Keluarga Ustad Maaher Tercemar atau... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ustad Maaher At-Thuwailibi atau Soni Ernata, meninggal dunia pada Senin (8/2/2021) malam. Dikabarkan juga, sejumlah pihak curiga ia meninggal dunia di rutan Bareskrim Polri sekitar pukul 19.00 WIB, lantaran mengapatkan penyiksaan.

        Dengan tegas, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono langsung membantah anggapan dan tudingan yang menyatakan bahwa Ustad Maaher meninggal karena sakit sensitif. Baca Juga: Ustaz Maaher Meninggal di Penjara, Orang 212 Ancam Bakal Kasuskan Kematiannya

        “(Bukan karena disiksa) Ini sakit meninggalnya,” tegas kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/2/2021).

        Namun, ia enggan membeberkan sakit sensitif yang diderita Ustad Maaher. “Saya tidak bisa menyampaikannya sakit apa karena ini sakit yang sensitif,” tuturnya.

        Lanjutnya, ia menyatakan jika sakit yang diderita Ustad Maaher meruapakan sakit yang bisa mencemarkan nama baik keluarga korban jika sampai diungkap ke publik. Baca Juga: Ustad Maaher Pernah Minta Penangguhan Penahanan Tapi Tak Dikabulkan Polisi

        “(Sakitnya) Ini berkaitan nama baik keluarga almarhum. Jadi kita tidak bisa menjelaskan secara gamblang sakitnya apa,” tegasnya.

        Karena itu, ia memastikan sakit sensitif itu juga berdasarkan pemeriksaan dokter. “Yang terpenting dari keterangan dokter dan perawat yang ada bahwa saudara Soni sakitnya sensitif. Yang bisa membuat nama baik tercemar,” tutur Argo.

        Sementara itu, pihak keluarga juga membantah anggapan Ustad Maaher disiksa selama menjalani masa penahanan di Rutan Bareskrim Polri.

        Hal tersebut disampaikan Kakak ipar Ustad Maaher, Jamal, usai pemakaman di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (9/2/2021).

        Ia menegaskan Ustad Maaher selalu diperlakukan dengan baik, dengan pihak kepolisian. “Almarhum gak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik,” tegasnya.

        “Tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah,” pintanya.

        “Iya ngebantah, nggak bener itu semua (Ustaz Maaher disiksa),” tegasnya lagi.

        Lebih lanjut, ia mengatakan Ustad Maaher menderita sakit TB Usus jauh sebelum ditangkap polisi. Tapi setelah ditangkap, rawat jalan rutin yang dijalani Maaher itu terhenti.

        “Sejak (ditangkap) itu rawat jalannya putus dan obatnya yang harusnya rutin jadi putus,” bebernya.

        “Klimaksnya semalam beliau meninggal di rutan Bareskrim,” papar dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: