Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Agar Kadrun Tampar Muka Sendiri, Ferdinand Dukung Komnas HAM Umumkan Penyakit Ustad Maaher

        Agar Kadrun Tampar Muka Sendiri, Ferdinand Dukung Komnas HAM Umumkan Penyakit Ustad Maaher Kredit Foto: Instagram/ferdinand_hutahaean
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean meminta Komnas HAM untuk mengumumkan penyakit yang diderita Ustad Maaher At-Thwailibi alias Soni Eranata hingga menyebabkan meninggal dunia.

        Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan agar ada kejelasan pasti, penyebab meninggalnya Ustad Maaher di Rutan Bareskrim Polri, pada Senin (8/2/2021) kemarin. Baca Juga: Pilih Mana, Pak Polisi Buka-bukaan Tapi Nama Baik Keluarga Ustad Maaher Tercemar, Atau..

        Bahkan, ia juga sangat mendukung Komnas HAM yang saat ini ingin melakukan penyelidikan tersebut.

        "Saya senang dan dukung bila @KomnasHAM ingin melakukan penyelidikan terhadal kematia Maaher di tahanan. Tapi pesanku, sebaiknya nanti Komnas umumkan penyakit apa yang diderita Maher, biar publik tahu kebenaran dan qadrun tampar muka sendiri," cuitnya dalam akun twitter pribadinya @FerdinandHaean3, dikutip, Rabu (10/2/2021). Baca Juga: Sebelum Meninggal, Ustaz Maaher At-Thuwailibi Sempat Minta Dipindah ke RS UMMI, tapi...

        Diketahui sebelumnya, komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengaku akan meminta keterangan polisi terkait kematian Ustad Maaher.

        Ia mengaku pihaknya akan mendalami penyebab kematian Ustad Maaher.  "Iya, kami akan meminta keterangan kepolisian. Kenapa penyebab kematiannya," ujarnya, Selasa (9/2/2021).

        Menurut dia, kematian seorang tahanan di dalam tahanan memang menjadi salah satu perhatian Komnas HAM.

        "Meninggal ditahaman perlu informasi yang dalam. Walau polisi telah mengatakan dia meninggal sakit. Penting tuk diketahui sakitnya apa, dan bagaimana sakit itu berlangsung di rutan dan sampai meninggal," kata dia.

        Sebelumnya, kabar meninggalnya Ustad Maaher At-Thuwailibi atau Soni Ernata, sempat dicurigai karena penyiksaan.

        Dengan tegas, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono langsung membantah anggapan dan tudingan yang menyatakan bahwa Ustad Maaher meninggal karena sakit sensitif.  

        “(Bukan karena disiksa) Ini sakit meninggalnya,” tegas kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/2/2021).

        Sementara itu, pihak keluarga juga membantah anggapan Ustad Maaher disiksa selama menjalani masa penahanan di Rutan Bareskrim Polri.

        Hal tersebut disampaikan Kakak ipar Ustad Maaher, Jamal, usai pemakaman di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (9/2/2021).

        Ia menegaskan Ustad Maaher selalu diperlakukan dengan baik, dengan pihak kepolisian. “Almarhum gak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik,” tegasnya.

        “Tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah,” pintanya.

        “Iya ngebantah, nggak bener itu semua (Ustaz Maaher disiksa),” tegasnya lagi.

        Lebih lanjut, ia mengatakan Ustad Maaher menderita sakit TB Usus jauh sebelum ditangkap polisi. Tapi setelah ditangkap, rawat jalan rutin yang dijalani Maaher itu terhenti.

        “Sejak (ditangkap) itu rawat jalannya putus dan obatnya yang harusnya rutin jadi putus,” bebernya.

        “Klimaksnya semalam beliau meninggal di rutan Bareskrim,” papar dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: