Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lebih Baik Mikir 1.000 Kali, Menggoyang SBY Bakal Sia-sia Saja!

        Lebih Baik Mikir 1.000 Kali, Menggoyang SBY Bakal Sia-sia Saja! Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
        Warta Ekonomi -

        Riak-riak yang mau menggoyang kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat masih bermunculan. Setelah dipecat dari Demokrat, orang-orang mbalelo itu, semakin terang-terangan pengen menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Namun, dengan solidnya kader Demokrat di akar rumput dan tingkat kepatuhan sangat tinggi terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lebih baik orang-orang mbalelo tadi berpikir 1.000 kali. Sebab, usahanya diramal akan sia-sia saja.

        Salah satu yang sudah terang-terangan mau menggoyang AHY itu adalah Jhoni Allen Marbun. Bersama beberapa mantan pendiri Demokrat, Jhoni berencana menggelar KLB di Bali, awal Maret nanti. Dia mengklaim, KLB menjadi solusi untuk memperbaiki Demokrat, yang dicapnya kini jadi partai dinasti.

        Jhoni menyampaikan hal tersebut dalam sebuah video berdurasi 9 menit 25 detik. Rakyat Merdeka mendapatkan video tersebut dari Darmizal, rekan Jhoni sesama kader Demokrat, yang juga baru dipecat.

        Baca Juga: Senior Demokrat Bongkar 9 Fakta, SBY Siap-siap 'Sakit'

        Dalam video itu, Jhoni menuding SBY pernah melakukan kudeta di internal partai pada 2013. Saat itu, SBY, selaku Ketua Dewan Pembina, mengambil alih kepemimpinan Anas Urbaningrum di Partai Demokrat. 

        "Inilah kudeta yang pernah terjadi di tubuh Partai Demokrat. Setelah Anas tersangka, terjadilah KLB pertama di Bali tahun 2013 untuk melanjutkan sisa jabatan Anas Urbaningrum hingga 2015," ucapnya.

        Saat itu, kata Jhoni, SBY mengatakan hanya akan meneruskan sisa jabatan Anas. SBY kemudian membujuk Marzuki Alie, yang saat itu sebagai Ketua DPR, tidak maju sebagai Ketum Partai Demokrat. Padahal, pada kongres ke-2 di Bandung tahun 2010, Marzuki meraih suara terbesar kedua setelah Anas.

        Jhoni juga menuding SBY merekayasa kongres ke-4 tahun 2015 di Surabaya. Saat itu, SBY menjadi calon ketum tunggal. "Inilah bentuk ingkar janji SBY terhadap dirinya sendiri dan kader Partai Demokrat," tudingnya lagi.

        Mendengar hal ini, pihak Demokrat tidak gentar. Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyebut, aksi para pelaku kudeta atau gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) mau menggelar KLB merupakan tindakan ilegal.

        “Ilegal. Karena kalau ada KLB, pasti yang hadir bukan pemilik suara sah. Alias KLB bodong namanya," katanya, kemarin.

        Herzaky menjelaskan, mekanisme penyelenggaraan KLB Partai Demokrat sudah diatur. KLB hanya bisa dilakukan dengan persetujuan Ketua Majelis Tinggi yaitu SBY dan Ketua Umum yaitu AHY. Kemudian, KLB harus disetujui minimal dua pertiga dari 34 DPD Demokrat dan setengah dari 514 DPC Demokrat.

        Herzaky memastikan, semua pengurus DPD dan DPC loyal terhadap SBY dan AHY. Mereka tidak akan mau ikut-ikutan GPK PD. “Semuanya sudah menyatakan setia kepada Ketum AHY dan menolak KLB," tegasnya.

        Pernyataan Herzaky ini bukan isapan jempol. Di daerah, para pengurus ramai-ramai menegaskan soliditas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY. Contohnya di Jawa Barat, Bali, dan Riau. Mereka menegaskan setia kepada AHY.

        Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Irfan Suryanagara menegaskan, jika GPK PD bandel dan mau terus menggelar KLB, pihaknya akan melabrak. Apalagi kalau KLB-nya sampai digelar di Jawa Barat. “Jika hal itu dilakukan, saya akan mendatangi dan membubarkannya," tegas Irfan.

        Ketua DPD Demokrat Bali I Made Mudarta juga menolak KLB. Apalagi sampai digelar di Bali. Jika pihak GPK PD ngotot, dia tidak segan mengambil tindakan tegas.

        "Bila dipaksakan, kami tidak akan tinggal diam. Izinkan kami untuk bergerak menegakkan swadharma kami kepada Partai Demokrat. Mari bersama kita jaga kesucian dan kedamaian Pulau Bali dari perbuatan yang bertentangan dengan Dharma," tegasnya.

        Ketua Partai Demokrat Kota Pekanbaru, Riau, Agung Nugroho, menunjukkan kesetiaan ke AHY lewat pantun. “Makan roti coklat di atas tual sagu, kader Demokrat AHY pemimpinku!” ucapnya, kemarin.

        Begitu juga Plt Ketua Umum Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat (FKPD-PD) Steven Rumangkang. Dia menegaskan, GPK PD tidak sesuai dengan pemikiran pendiri dan senior Demokrat. 

        Baca Juga: Polemik Legalisasi Miras, Habib Rizieq Teriak Kencang: Bertentangan dengan Pancasila!

        Dengan kesolidan ini, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY sulit digoyang. Dia melihat, AHY memiliki dukungan penuh dari para kader di daerah. Apalagi, AHY di-back up langsung oleh ayahnya, SBY.  

        Atas hal itu, dia menyarankan ke pihak-pihak yang menggelar KLB, lebih baik mengurungkan niat. Sebab, usahakan akan sia-sia saja. “Lebih baik mikir beberapa kali lah untuk menggoyang Partai Demokrat, AHY dan SBY,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: