Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Riau berkomitmen untuk mencapai zero fire case (tanpa kasus bakar) dan mendukung penuh pemerintah setempat dalam melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sebagai bagian dari upaya mewujudkan langit Bumi Lancang Kuning tetap biru pada 2021 ini.
"Tahun 2019 hingga saat ini, seluruh areal perkebunan sawit yang tergabung dalam Gapki Riau berhasil nihil Karhutla. Zero Fire Case. Untuk itu, kita bersama teman-teman Gapki berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Provinsi Riau dalam melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran," kata Ketua Gapki Riau, Jatmiko K. Santosa, dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu (3/3/2021).
Baca Juga: PASPI: Kelapa Sawit Itu Tanaman Paling Berminyak
Lebih lanjut Jatmiko menjelaskan, dukungan tersebut diawali dengan menekankan kepada seluruh anggota asosiasi untuk terus menjalankan operasionalisasi di perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan, salah satunya melalui pembukaan lahan tanpa bakar. Sejatinya dikatakan Jatmiko, Gapki telah memiliki aturan ketat yang diwajibkan kepada seluruh anggota dengan mengharamkan pembersihan dan pembukaan lahan melalui cara bakar.
Selanjutnya, ia menekankan bahwa Gapki Riau tidak hanya bertanggung jawab pada lahan konsesi masing-masing perusahaan, tetapi turut bertanggung jawab hingga jarak 5 kilometer dari areal konsesi. Hal tersebut sudah menjadi komitmen anggota Gapki Riau untuk menjaga lahan di sekitar areal perusahaan agar terbebas dari kebakaran.
"Kalau kita bicara musim kering seperti ini sebenarnya jadi momok bagi pengusaha. Saat kebakaran, kita harus merugi: aset terbakar. Apalagi, ada unsur pidana di sana. Kita sangat bersyukur beberapa tahun terakhir pemerintah begitu serius dalam melaksanakan penanganan Karhutla. Sikap serius ini akan memudahkan kami bersinergi dengan pemerintah," urai Jatmiko.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Ramlan, mengingatkan kepada pemerintah dan dunia usaha akan potensi kebakaran yang terjadi di Provinsi Riau. Dia mengatakan bahwa Riau memiliki dua kali musim kemarau yang berlangsung pada awal dan akhir tahun.
"Musim kemarau yang cukup panjang akan berlangsung pada April hingga September. Kemungkinan cuaca akan lebih panas karena adanya pengaruh El Nino dan kita semua harus waspada," ujar Ramlan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum