Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Kapitalisme?

        Apa Itu Kapitalisme? Kredit Foto: Unsplash/Sharon Mccutcheo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana individu atau bisnis swasta memiliki barang modal. Produksi barang dan jasa didasarkan pada penawaran dan permintaan di pasar umum. Saat ini, sebagian besar negara mempraktikkan sistem kapitalis campuran yang mencakup beberapa peraturan pemerintah tentang bisnis dan kepemilikan industri tertentu.

        Secara fungsional, kapitalisme adalah salah satu proses di mana masalah produksi ekonomi dan distribusi sumber daya dapat diselesaikan. Perencanaan ekonomi di bawah kapitalisme terjadi melalui keputusan desentralisasi dan sukarela.

        Baca Juga: Apa Itu Kanibalisasi?

        Hak milik pribadi sangat penting bagi kapitalisme. Kebanyakan konsep modern tentang kepemilikan pribadi berasal dari teori John Locke tentang homesteading, di mana manusia mengklaim kepemilikan melalui pencampuran kerja mereka dengan sumber daya yang tidak diklaim. Setelah dimiliki, satu-satunya cara yang sah untuk mentransfer properti adalah melalui pertukaran sukarela, hadiah, warisan, atau pengembalian properti yang ditinggalkan.

        Keuntungan juga sangat erat kaitannya dengan konsep kepemilikan pribadi. Seseorang hanya melakukan pertukaran sukarela atas properti pribadi ketika mereka yakin pertukaran tersebut menguntungkan mereka dalam beberapa cara psikis atau material. Dalam perdagangan semacam itu, masing-masing pihak mendapatkan nilai subjektif ekstra, atau keuntungan, dari transaksi tersebut.

        Seorang kapitalis memperoleh keuntungan tertinggi dengan menggunakan barang modal secara paling efisien sambil menghasilkan barang atau jasa dengan nilai tertinggi. Dalam sistem ini, informasi tentang apa yang bernilai tertinggi disalurkan melalui harga-harga di mana individu lain secara sukarela membeli barang atau jasa kapitalis.

        Keuntungan merupakan indikasi bahwa input yang kurang berharga telah diubah menjadi output yang lebih berharga. Sebaliknya, kapitalis menderita kerugian ketika sumber daya modal tidak digunakan secara efisien dan malah menciptakan keluaran yang kurang berharga.

        Selain itu, salah satu ciri yang menonjol pada sistem kapitalisme adalah intervensi negara yang minim. Pemerintah tidak terlibat aktif dalam perencanaan produksi nasional.

        Pada abad ke-19, konsep ini mulai muncul dari salah seorang ekonom Skotlandia, Adam Smith. Ia mencetuskan teori “The invisible hand”, yang meyakini bahwa keseimbangan pasar dapat terbentuk dengan secara alami berdasarkan penawaran dan permintaan. 

        Salah satu yang menguntungkan bagi para kapitalis adalah bertransaksi dalam pasar bebas. Karena adanya persaingan ketat antar penjual dengan produk jualan sama, mereka yang bermodal cenderung bisa menciptakan produk yang lebih inovatif.

        Hal ini membuat produknya pun banyak dicari oleh pembeli. Makin tinggi permintaan, harga barang bisa dinaikkan sesuka hati, apalagi intervensi pemerintah sangat minim dalam regulasi.

        Meski demikian, kapitalisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungan kapitalisme adalah pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien serta efektif. Hal ini karena pemilik modal telah memasang target untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, pola pikir masyarakat lebih kreatif karena dihadapkan dengan persaingan tinggi.

        Adapun kerugian dalam penerapan sistem ini adalah akses terhadap modal hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu, persaingan tak sempurna dalam pasar bebas tidak bisa dihindari. Inilah yang menjadi akar terjadinya monopoli pasar.

        Selanjutnya, sistem kapitalisme juga mengakibatkan pengusaha hanya berorientasi pada uang sehingga masalah-masalah lain seperti kesejahteraan pekerja bisa terabaikan. 

        Dampak buruknya adalah terancamnya kelestarian sumber daya alam. Karena pemilik modal memasang target keuntungan besar, eksploitasi sumber daya alam akan dilakukan dalam skala besar tanpa memikirkan dampaknya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: