Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Besar di Tangan Mahasiswa Harvard, Facebook Kini Bernilai USD768 M

        Kisah Perusahaan Raksasa: Besar di Tangan Mahasiswa Harvard, Facebook Kini Bernilai USD768 M Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Facebook adalah perusahaan layanan jejaring sosial Amerika Serikat (AS) yang pertama kali muncul dengan nama TheFacebook. Korporasi yang dirintis oleh Mark Zuckerberg ini adalah salah satu perusahaan raksasa, menurut Fortune Global 500.

        Berdasar pada data Fortune, Facebook duduk di peringkat ke-144 untuk tahun 2020. Pendapatannya naik 26,6 persen dari 55,83 miliar dolar menjadi 70,69 miliar dolar di tahun 2019. Peringkatnya pun ikut naik secara siginifikan sebanyak 40 angka di tahun sebelumnya.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Meski Enggak Paling Tajir, BASF Jadi Taipan Kimia Nomor Wahid di Dunia

        Sayangnya, keuntungan yang dihasilkan perusahaan Zuckerberg turun 16,4 persen. Di 2019, Facebook membukukan 22,11 miliar dolar. Sementara di tahun ini, ia hanya mendapat 18,48 miliar dolar.

        Ada kemungkinan kondisi keuangan Facebook dipengaruhi oleh peningkatan pengawasan pemerintah AS di tahun 2019. Pemerintah, mulai dari negara bagian, federal hingga internasional, meninjau cara perusahaan tersebut menangani data pengguna dan mengawasai penyebaran informasi salah atau hoaks.

        Selanjutnya, nilai Facebook di pasar mencapai angka 768,18 miliar dolar. Yang lain, asetnya senilai 133,37 miliar dolar, sedangkan total ekuitas sahamnya di angka 101,05 miliar dolar. 

        Jika diukur dalam bentuk rasio, keuangan Facebook masih sehat. Rasio laba terhadap pendapatan total mencapai 26,1 persen, untuk keuntungan terhadap aset sebesar 13,9 persen, dan yang terakhir laba terhadap ekuitas mencapai angka 18,3 persen.

        Facebook sangat popular. Nama pendirinya juga tak kalah tenar dan dikenal banyak orang. Lantas seperti apa perjalanannya hingga bisa menjadi raksasa dunia? Warta Ekonomi pada Jumat (12/3/2021) akan mengulas kisahnya dalam artikel ringkas sebagai berikut.

        Untuk permulaan, mari berkenalan dengan Facemash. Aplikasi ini merupakan pendahulu Facebook yang dirintis Zuckerberg pada 28 Oktober 2003, saat statusnya masih mahasiswa tingkat kedua di Harvard University. Uniknya, Facemash menarik 450 pengunjung, dengan lebih dari 20.000 tampilan foto dalam empat jam pertama setelah peluncuran.

        Malang untuk Zuckerberg. Situs barunya itu kemudian ditutup oleh pihak Harvad. Alasannya, pemuda tingkat dua itu dituduh melanggar keamanan, hak cipta, dan privasi pribadi. Namun pada gilirannya, tuduhan itu dicabut oleh kampus.

        Ide awal Zuckerberg adalah dengan membuat alat belajar komunitas daring untuk kelas sejarah seni. Ia mengunggah 500 gambar artistik ke situs web, dengan satu gambar per halaman bersama yang bisa dibubuhi komentar. Ketika dia membuka situs untuk digunakan oleh teman-teman sekelasnya, orang-orang mulai membagikan catatan mereka secara kolaboratif sebagai persiapan untuk ujian akhir semester nanti.

        "Sepuluh tahun yang lalu, Anda tahu, saya hanya mencoba membantu menghubungkan orang-orang di perguruan tinggi dan beberapa sekolah," kata Zuckerberg. "Itu adalah kebutuhan dasar, di mana saya melihat-lihat Internet dan ada layanan untuk banyak hal yang Anda inginkan.

        Zuckerberg mulai menulis “kode” pada awal 2004 untuk situs barunya. Pada 4 Februari 2004, Zuckerberg meluncurkan TheFacebook. Tak lama setelah meluncurkan situs tersebut, tiga teman sekelasnya di Harvard --Cameron Winklevoss, Divya Narendra, dan Tyler Winklevoss, menuduh Zuckerberg sengaja menipu mereka bahwa dia akan membantu mereka membangun jaringan sosial bernama HarvardConnection.com.

        Dari situ, sebaliknya mereka malah menuduh Zuckerberg bahwa dia menggunakan ide mereka untuk membangun produk pesaing. Ketiganya mengadu ke surat kabar sekolah, Harvard Crimson, yang mulai menyelidiki. Akhirnya ketiganya mengajukan gugatan terhadap Zuckerberg, akhirnya menyelesaikan kasus tersebut di luar pengadilan.

        Keanggotaan TheFacebook awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard. Dalam sebulan, lebih dari setengah populasi sarjana terdaftar di situs.

        Pada Maret 2004, Facebook memperluas ketersediaannya ke Stanford, Columbia, dan Yale. Tak lama kemudian, sekolah Ivy League lainnya seperti Universitas Boston, Universitas New York, MIT diizinkan sebagai bagian dari jaringan. Akhirnya sebagian besar universitas di Amerika Serikat dan Kanada melihat siswanya menggunakan TheFacebook.

        Dengan penerimaan yang cepat dan peluang bisnis yang jelas di depan, Facebook secara resmi didirikan pada pertengahan 2004. Sean Parker, yang secara informal menasihati Zuckerberg, menjadi presiden pertama perusahaan. Kantornya dipindahkan ke Palo Alto, California bulan Juni 2004.

        Masih di Juni 2004, Facebook mendapatkan investasi pertamanya dari Paul Thiel, salah satu pendiri PayPal. Nominalnya cukup besar karena Facebook sukses mengantongi 500.000 dolar.

        Di waktu yang sama pula,  lebih dari 250.000 siswa dari 34 sekolah telah mendaftar, dan pada tahun yang sama perusahaan besar seperti perusahaan kartu kredit MasterCard mulai membayar untuk pemaparan di situs tersebut.

        Berbicara soal pengguna, bulan September 2004, TheFacebookmenambahkan Dinding (Wall) ke profil daring anggota. Fitur yang banyak digunakan ini memungkinkan teman pengguna memposting informasi di Dinding mereka dan menjadi elemen kunci dalam aspek sosial jaringan. Pada akhir tahun 2004, TheFacebook telah mencapai satu juta pengguna aktif. Namun, perusahaan tersebut masih mengikuti jejaring sosial online terkemuka saat itu, Myspace, yang memiliki lima juta anggota.

        Pada Mei 2005, TheFacebook menerima lebih banyak uang. Kali ini investasi sebesar 12,7 juta dolar dari Accel dan 1 juta dolar dari kekayaan pribadi pemodal ventura Jim Breyer. Orang-orang benar-benar memperhatikan sekarang.

        Agustus 2005, penggunaan 'the' dihentikan dan perusahaan secara resmi menjadi Facebook (domain facebook.com berharga 200.000 dolar). Siswa sekolah menengah bulan berikutnya diterima, bersama dengan karyawan Microsoft dan Apple. Perusahaan sekarang siap untuk melampaui basis mahasiswanya.

        Hingga 2006, pendapatan Facebook diperkirakan mencapai 52 juta dolar. Tahun berikutnya, pendapatannya meroket 188 persen menjadi 150 juta dolar.

        Hal tersebut mungkin terjadi setelah Facebook pada 2006 membuka keanggotaannya di luar mahasiswa atau orang umum yang berusia di atas 13 tahun. Selain itu ada kaitannya dengan jejaring sosial untuk pemasaran dan periklanan yang saat itu Facebook melibatkan langsung konsumen dengan produsen.

        Tahun 2008 merupakan tahun penting untuk Facebook. Raksasa milik Zuckerberg melampaui MySpace sebagai situs media sosial paling banyak dikunjungi. Di sisi lain, dengan diperkenalkannya Live Feed, perusahaan juga mengambil langkah kompetitif pada popularitas Twitter yang semakin meningkat. 

        Ketika pemilihan presiden AS berlangsung di tahun 2008, Facebook menjadi alat politik ampuh. Lebih dari 1.000 grup Facebook dibentuk untuk mendukung calon dari Partai Demokrat Barack Obama atau calon dari Partai Republik John McCain.

        Di samping itu, total pendapatan Facebook makin naik tak terhentikan. Di 2008, totalnya mencapai 280 juta dolar, setahun kemudian naik 177 persen menjadi 775 juta dolar. Sementara di tahun 2010 dan 2011 masing-masing telah mencapai 2 miliar dan 4,27 miliar dolar. Fantastis! 

        Pada Februari 2012, Facebook mengajukan dokumen S1 mereka ke Securities and Exchange Commission (SEC). Perusahaan merencanakan penawaran umum perdana (IPO) senilai 5 miliar dolar. Facebook menilai sahamnya sebesar 38 dolar per saham, dan memberi harga (value) pada perusahaan sebesar 104 miliar dolar.

        Penawaran umum perdana (Initial public offering/IPO) Facebook mengumpulkan 16 miliar dolar. Angka itu menjadikannya yang terbesar ketiga dalam sejarah AS. Saham mulai diperdagangkan pada 18 Mei, dan meskipun saham berjuang untuk bertahan di atas harga IPO hampir sepanjang hari, ia mencatat rekor baru untuk volume perdagangan IPO, 460 juta saham.

        Pada akhir Mei 2012, saham kehilangan lebih dari sepertiga dari nilai awalnya turun menjadi 25,50 dolar, yang menyebabkan Wall Street Journal menyebut IPO sebagai "kegagalan." Untungnya bagi investor Facebook, Facebook mengalami rebound menjadi 32 dolar per saham pada pertengahan Juni 2012.

        Pada 2013, setahun setelah IPO dan terlepas dari semua masalah yang ditimbulkannya, Facebook bergabung dengan Fortune 500 di nomor 462. Sekarang tidak ada keraguan bahwa perusahaan ini adalah institusi besar, terutama karena jangkauan globalnya meningkat. Tapi sekarang popularitasnya menimbulkan masalah.

        Lebih jauh, di Eropa, diputuskan bahwa Facebook melanggar hukum dengan melacak orang di internet, dan secara khusus tidak cukup terbuka tentang hal itu. Sementara itu, Gizmodo menyuarakan keprihatinannya tentang Onavo, VPN yang memungkinkan pengguna menjelajah web tanpa penyedia. Salah satu kontroversi lain dari Facebook.

        Kemudian, pada Maret 2018, segalanya berubah tajam dan negatif bagi Zuckerberg dan Facebook. The New York Times dan The Guardian melaporkan bahwa data pada puluhan juta pengguna Facebook (hingga 87 juta di antaranya) telah diambil melalui aplikasi bernama "This Is Your Digital Life".

        Tiba-tiba semua mata tertuju pada Facebook dan Cambridge Analytica, dan orang-orang tidak senang. Ada seruan untuk meningkatkan peraturan seputar data pribadi, sementara banyak yang menyelidiki cara menghapus diri mereka sendiri dari Facebook.  

        Pada gilirannya, pencarian di sekitar "hapus facebook" menunjukkan betapa khawatirnya orang-orang. Skandal itu akan sangat mempengaruhi citra Facebook, dengan kerugian hampir 50 miliar dolar kapitalisasi pasar sejak skandal data tersebut.

        Terlepas dari itu semua, Facebook terus berjalan. Facebook melihat 2020 akan menjadi tahun yang sangat menantang. Sebabnya, Zuckerberg dan perusahaannya mencoba memerangi hoaks di tengah pandemi Covid-19. 

        Selain itu, selaku konglomerat global, Facebook terus mengambil peran lain. Ia menjalankan “tugas” sebagai aktor yang mengawasi individu-individu jahat yang memengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: