Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan bahwa tracer atau tim pelacak kontak positif yang ada di daerah untuk menggunakan bahasa lokal yang digunakan.
Alasannya sendiri supaya mereka yang terkena kasus positif tidak terstigmatisasi.
"Sehingga pelacakan kontak tersebut tidak menimbulkan stigmatisasi," katanya dalam siaran daring BNPB, Senin (15/3/2021).
Baca Juga: PPKM Mikro Tekan Kasus Positif, Keterisian RS Covid-19 Menurun
Selain itu, karena pelacakan dilakukan di tingkat desa penggunaan bahasa lokal menjadi perlu.
"Karena ini di tingkat desa, dan semua tim pelacakan kontak, posko desa, dan semua aparat yang terlibat dalam pengelolaan ini harus menggunakan bahasa lokal, bahasa setempat," katanya.
Tracing adalah sebuah kendala yang paling sulit dalam setahun Indonesia menghadapi Covid-19. Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Dewi Nur Aisyah sebelumnya memaparkan kesulitan tracing yang dihadapi.
Dalam setahun, rasio pelacakan kontak positif di Indonesia baru 3,5 orang, dari target 10 hingga 30 orang per kasus positif.
Kendalanya disebut Dewi berasal dari jumlah kasus yang bertambah dengan jumlah yang tinggi yang mengakibatkan beban kerja pelacak menjadi sangat berat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: