Kisah Perusahaan Raksasa: China North Industries, Taipan Alutsista yang Jadikan Senjata Ladang Cuan
The China North Industries Corporation adalah produsen multiproduk berteknologi tinggi meliputi kendaraan, mesin, produk optik-elektronik, peralatan ladang minyak, bahan kimia, hingga militer dan sebagainya. Korporasi yang juga dikenal sebagai Norinco ini menjadi salah satu perusahaan raksasa menurut Fortune Global 500.
Fortune, dalam catatannya di tahun 2020, menjelaskan bahwa China North Industires menempati peringkat ke-154 dunia, dengan total pendapatan mencapai 68,71 miliar dolar. Di tahun ini, ia hanya kehilangan pendapatan sebesar 0,1 persen.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Dari Pabrik Sepeda, Panasonic Jadi Konglomerat Elektronik Dunia
Perusahaan kemudian justru mendapat untung besar di tahun 2020. Ada kenaikan 32,8 persen laba dari 966 juta dolar di 2019 menjadi 1,28 miliar dolar di tahun berikutnya.
Sejak namanya masuk dalam daftar Fortune di tahun 2010 dengan peringkat awal ke-348, posisi Norinco terus meroket. Namun sayang, posisinya merosot cukup jauh di 2019, dari nomor ke-140 menjadi 154 dunia.
Meski demikian, total aset perusahaan asal China itu mencapai 61,50 miliar dolar. Selain itu, total ekuitasnya dalam pemegang saham tembus 16,64 miliar dolar.
Berikut kisah Norinco, dalam artikel ringkas yang akan disajikan oleh Warta Ekonomi pada Jumat (26/3/2021).
Mula-mula pembentukan perusahaan Norinco terjadi pada dekade 1980-an. Aktor utamanya ialah Dewan Negara China (State Council of China).
Dewan Negara China mendirikan China North Industries Corporation pada 1980. Perusahaan itu adalah sebuah grup yang bergerak dalam bidang produk dan operasi modal, terintegrasi dengan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), manufaktur, pemasaran, dan juga layanan. Norinco khususnya berurusan dengan produk pertahanan, pengembangan sumber daya minyak & mineral, kontrak teknik internasional, produk optronik, bahan peledak sipil & produk kimia, senjata & peralatan olahraga, operasi kendaraan dan logistik dan sebagainya.
Memasuki dekade 1990-an, Norinco terus tumbuh. Impor Norinco pada 1993 sebagian besar berfokus pada senjata api dan amunisi. Sayangnya, aktivitas Norinco diblokir oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) setelah terbit aturan dagang baru, yang menjelaskan status hubungan dengan China.
Terkecuali, AS tidak bisa memblokir sejumlah produk milik Norinco. Produk yang tak mempan dengan kebijakan baru itu adalah shotgun olahraga dan amunisinya.
Setahun kemudian, agen Bea Cukai AS melakukan serangan terhadap importir senjata api Norinco yang berbasis di Atlanta. Menurut pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh dua agen rahasia yang terlibat dalam penyelidikan yang disebut "Operasi Penembakan Naga", perwakilan dari Norinco menawarkan untuk menjual peluncur rudal yang dipegang di bahu geng kota yang mampu menjatuhkan sebuah pesawat komersial besar.
Menginjak abad baru, Norinco lagi-lagi mendapat serangan. Pada Agustus 2003, Pemerintahan Bush menjatuhkan sanksi pada Norinco. Alasannya, pabrikan itu diduga menjual barang-barang yang berhubungan dengan misil ke Iran.
Pada gilirannya, sanksi ini menyebabkan larangan impor jenis senjata api dan amunisi lainnya yang tidak tercakup dalam larangan 1993 ke AS.
Meskipun baik, pemerintah China maupun Norinco tidak membantah melakukan bisnis dengan perusahaan Iran. Mereka menepis tuduhan bahwa itu melibatkan barang-barang terkait rudal. Norinco menyebut sanksi itu "tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan" dan "sepenuhnya tidak masuk akal."
Yang belum lama ini pada November 2020, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang perusahaan atau individu AS memiliki saham di perusahaan tersebut. Hal itu rupanya didukung oleh cap dari Departemen Pertahanan AS yang memasukan Norinco dalam daftar yang memiliki hubungan dengan Tentara Pembebasan Rakyat atau PLC.
Uniknya, di luar China, Norinco juga dikenal sebagai produsen produk pertahanan dan militer berteknologi tinggi. Norinco memproduksi sistem serangan presisi, senjata dan peralatan serbu amfibi, sistem senjata penekan jarak jauh, sistem anti-pesawat & anti-rudal, produk informasi & penglihatan malam, sistem penghancuran efek tinggi, bahan bakar bom udara, anti-terorisme dan peralatan anti huru hara dan senjata ringan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: