Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rudal Teranyar Korut Rupanya Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir

        Rudal Teranyar Korut Rupanya Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir Kredit Foto: Foto/Istimewa
        Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

        Korea Utara (Korut) mengklaim rudal yang diluncurkan pada Kamis (25/3/2021) adalah "proyektil taktis tipe baru". Ini adalah peluncuran balistik pertama Korut sejak Joe Biden menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

        Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (26/3/2021), Korut mengatakan kedua senjata itu mencapai target uji sejauh 600 kilometer di lepas pantai Korut. Pernyataan Korut ini membantah komentar Jepang yang mengatakan bahwa rudal Korut melintas sejauh 400 kilometer.

        Baca Juga: Rudal-rudal Sudah Diluncurkan, Biden Baru Kirim Peringatan ke Kim Jong-un

        "Pengembangan sistem senjata ini sangat penting dalam memperkuat kekuatan militer negara dan mencegah segala macam ancaman militer," ujar pemimpin senior yang mengawasi uji coba rudal, Ri Pyong-chol, dilansir BBC.

        Menurut Pyongyang, rudal baru ini mampu membawa muatan seberat 2,5 ton yang memungkinkan membawa hulu ledak nuklir. Pemimpin Korut Kim Jong-un tidak hadir dalam peluncuran rudal tersebut.

        Korut melakukan serangkaian uji coba rudal pada paruh pertama tahun lalu. Situs web NK News melaporkan, para analis meyakini jenis rudal yang ditembakkan pada akhir pekan lalu sama dengan rudal yang diluncurkan pada April dan Juli 2020.

        Kantor berita Yonhap melaporkan "tanda-tanda" bahwa Pyongyang mengerahkan beberapa peluncur roket dan senjata lainnya di pulau perbatasan barat Changrin.

        Seorang pejabat militer mengatakan, tanda-tanda itu pertama kali terdeteksi beberapa bulan lalu. Dia mencatat sejumlah besar pasukan dan "banyak jenis" senjata, termasuk senjata pantai telah ditempatkan di pulau tersebut.

        Changrin terletak tepat di utara Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim antar-Korea de facto, dan sekitar 45 kilometer (28 mil) dari pulau Yeonpyeong di Korea Selatan.

        "Militer kami telah melacak dan memantau gerakan militer Korea Utara dengan cermat, sementara otoritas intelijen Korea Selatan dan AS telah menjaga kerja sama yang erat," kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Kim Jun-rak.

        “Dengan membiarkan semua kemungkinan terbuka, kami menjaga postur kesiapan,” kata Kim menambahkan.

        Bulan lalu, sebuah laporan dari pemantau independen PBB mengatakan Korut mempertahankan dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya sepanjang 2020. Hal ini telah melanggar sanksi internasional.

        Dalam parade militer tahun lalu, Korut menampilkan sistem rudal balistik jarak pendek, jarak menengah, kapal selam, dan rudal antarbenua yang baru. Ri

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: