Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Kebijakan Moneter?

        Apa Itu Kebijakan Moneter? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral dalam bentuk pengaturan persediaan uang untuk mencapai suatu tujuan. Kebijakan moneter mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh bank sentral suatu negara untuk mengontrol jumlah uang beredar dan mencapai tujuan makroekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

        Kebijakan moneter adalah proses penyusunan, pengumuman, dan pelaksanaan rencana tindakan yang diambil oleh bank sentral, dewan mata uang, atau otoritas moneter kompeten lainnya dari suatu negara yang mengontrol jumlah uang dalam suatu perekonomian dan penyalurandi mana uang baru itu disediakan.

        Baca Juga: Apa Itu Kebijakan Fiskal?

        Kebijakan moneter terdiri dari pengelolaan jumlah uang beredar dan suku bunga. Tujuannya adalah untuk memenuhi makroekonomi seperti pengendalian inflasi, konsumsi, pertumbuhan, dan likuiditas. Hal ini dicapai dengan tindakan seperti memodifikasi suku bunga, membeli atau menjual obligasi pemerintah, mengatur nilai tukar mata uang asing (valas), dan mengubah jumlah uang yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan.

        Ekonom, analis, investor, dan pakar keuangan di seluruh dunia sangat menantikan laporan kebijakan moneter dan hasil pertemuan yang melibatkan pengambil keputusan kebijakan moneter. Perkembangan semacam itu memiliki dampak jangka panjang pada perekonomian secara keseluruhan, serta pada sektor industri atau pasar tertentu.

        Kebijakan moneter dirumuskan berdasarkan masukan yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Misalnya, otoritas moneter dapat melihat angka-angka makroekonomi seperti produk domestik bruto (PDB) dan inflasi, tingkat pertumbuhan spesifik industri/sektor dan angka terkait, serta perkembangan geopolitik di pasar internasional, termasuk embargo minyak atau tarif perdagangan.

        Entitas ini juga dapat merenungkan kekhawatiran yang diajukan oleh kelompok yang mewakili industri dan bisnis, hasil survei dari organisasi yang bereputasi, dan masukan dari pemerintah dan sumber kredibel lainnya.

        Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali dan tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.

        Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

        Berikut ini 4 instrumen dalam kebijakan moneter, yaitu:

        1. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

        Kebijakan ini diambil oleh bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga yang dijual di pasar modal.

        2. Kebijakan Diskonto

        Diskonto adalah kebijakan pemerintah dalam mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan atau terjadi gejala inflasi, maka bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.

        3. Kebijakan Cadangan Kas

        Lebih lanjut, bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas. Bank umum yang menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

        4. Penyesuaian tingkat suku bunga

        Tingkat diskonto adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, maka biaya pinjaman untuk bank meningkat.

        Lalu, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: