Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Karena Alasan Ini, Rezim Putin Tetap Berdiri di Samping Raja Yordania Abdullah II

        Karena Alasan Ini, Rezim Putin Tetap Berdiri di Samping Raja Yordania Abdullah II Kredit Foto: Getty Images/TASS/Mikhail Klimentyv
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia menyatakan dukungan untuk otoritas Yordania dan Raja Abdullah II setelah dugaan upaya kudeta oleh mantan putra mahkota dan sejumlah pejabat tinggi. Sikap Rusia itu diungkapkan dalam laporan kantor berita Anadolu.

        "Moskow memantau dengan cermat situasi di Yordania," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.

        Baca Juga: Gonjang-ganjing Yordania, Raja Abdullah II Dapat Backing-an dari Uni Eropa

        "Kami menyatakan dukungan kami untuk upaya otoritas sah Yordania dan secara pribadi Raja Abdullah II Bin Al-Hussein. Kami menegaskan kesiapan kami yang berkelanjutan untuk terus bekerja sama dengan Amman untuk memperkuat hubungan Rusia-Yordania yang secara tradisional bersahabat untuk kepentingan rakyat dua negara kami dan untuk kepentingan perdamaian serta keamanan di kawasan Timur Tengah," papar Kemlu Rusia.

        Pada Sabtu, mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah bin Al-Hussein dan mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania Bassem Ibrahim Awadallah dilaporkan ditahan bersama sekitar 20 orang dengan alasan mereka "mengancam stabilitas Yordania."

        Dalam pernyataan, Ketua Kepala Staf Gabungan Yordania Mayor Jenderal Yousef Huneiti membantah kabar bahwa mantan putra mahkota itu ditahan atau menjadi tahanan rumah.

        Meski demikian, Huneiti menegaskan bahwa mantan putra mahkota diminta menghentikan kegiatan yang menargetkan keamanan dan stabilitas Yordania.

        Namun, pangeran muncul dalam video yang mengatakan dia sedang dalam tahanan rumah dan dituduh menjadi bagian dari pertemuan yang mengkritik raja. Tuduhan itu dia bantah dengan keras.

        Pangeran Hamzah, 41, adalah saudara tiri Raja Abdullah II dan putra tertua mendiang Raja Hussein bin Talal.

        Dia dinyatakan sebagai putra mahkota pada 7 Februari 1999, tetapi digantikan pada 28 November 2004 oleh putra tertua Raja Abdullah II, Hussein bin Abdullah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: