PT Matata Edu Inovasi menhadirkan platform Bantu Kerja, sebuah virtual hub berbasis web yang secara langsung mempertemukan calon pemagang dengan pemberi magang sebagai solusi dari masalah yang selama ini terjadi terkait calon pemagang dan pemberi magang.
“Selama enam belas tahun bekerja di bidang perbankan di Indonesia, ada satu hal yang selalu mengganggu pikiran saya terkait dengan kualitas pekerja magang yang datang dan pergi di tempat saya bekerja. Mereka rata-rata tidak diperlengkapi dengan kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari,” ujar Enrico, founder Matatacorp, holding company PT Matata Edu Inovasi.
Lanjutnya, kemampuan dasar yang dimaksud adalah soft skills yang lebih mendasar lagi: berinteraksi, berkomunikasi, sekaligus kemampuan menempatkan diri di tengah dunia kerja yang notabene berbeda dengan dunia sekolah atau kuliah.
Sementara itu Tari Sandjojo, psikolog dan pendidik yang saat ini memimpin tim Matata Edu Inovasi menambahkan bahwa gap itu ada sebagai akibat dari ketidakluwesan kurikulum dalam merespon kebutuhan dari industri penyerap tenaga kerja.
“Yang saya alami dan pahami sebagai pendidik selama ini adalah siswa-siswa itu akan lebih senang dan terpacu untuk belajar jika diterjunkan langsung ke dalam situasi sebenarnya. Setelah itu barulah para pendidik bisa berperan membuat kurikulum demi mengisi kekurangan-kekurangan sesuai dengan permasalahan yang sedang dialami anak-anak didiknya itu,” terang Tari.
Menyasar usia14 hingga 24 tahun, Platform Bantu Kerja dirancang untuk menjembatani kebutuhan industri dengan ekspektasi dari pemagang namun tak hanya sampai disitu, juga menjadi fasilitator komunikasi antar kedua pihak mengenai berbagai proyek magang yang ditawarkan di dalamnya.
Di platform ini, tiap mitra industri yang membutuhkan tenaga magang, bisa memposting proyek-proyek magang yang mereka punya untuk kemudian di-bid oleh calon pemagang. Sebagai empunya proyek, pemberi magang bisa memberi pembekalan berupa kisi-kisi serta tips dan trik tentang proyek tersebut.
Sejak proses bidding dan selama proyek berjalan, pemberi proyek bisa mulai menilai dan memilah pemagang mana saja yang sesuai dengan kriteria mereka. Jika kemudian hasil akhirnya sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, besar kemungkinan si pemagang akan terpilih untuk dipakai lagi sekiranya ada proyek baru lainnya.
Bagi para calon pemagang, selain kesempatan magang di berbagai jenis dan varian proyek, platform Bantu Kerja menawarkan pembekalan berbentuk modul-modul yang isinya bersifat komplementer terhadap apa yang sudah didapatkan di bangku sekolah.
“Kami membuat modul-modul tersebut berdasarkan tabulasi problem yang kerap ditemui dalam interaksi antara pemberi dan penerima magang. Lalu kami sesuaikan dengan kurikulum bersama guru-guru dari beberapa sekolah,” jelas Tari.
Setelah memenangkan bid, dalam menjalankan tugas-tugasnya para pemagang akan melalui serangkaian tahap, mereka akan mendapatkan badge. Hanya mereka yang mengantungi badge lengkap yang berhak dinilai hasil akhirnya oleh pemberi magang. Seperti dalam game saja: kalau belum lengkap, belum bisa mencapai tahap final.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait: