Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Situasi Lagi Panas-panasnya, Rusia: Demi Kebaikanmu, Pergilah Amerika dari...

        Situasi Lagi Panas-panasnya, Rusia: Demi Kebaikanmu, Pergilah Amerika dari... Kredit Foto: Getty Images/TASS/Mikhail Klimentyv
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (12/4/2021) agar tidak mengirim kapal perang ke Laut Hitam. Moskow mendesak pasukan AS untuk menjauh dari semenanjung Krimea yang dianeksasi "demi kebaikan mereka sendiri" karena situasi di sepanjang perbatasan Ukraina menyebabkan meningkatnya kekhawatiran di Barat.

        Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bertemu dengan pejabat Ukraina dan NATO di Brussel. Blinken menjelaskan bahwa pemerintahan Biden, bersama dengan sekutunya di Eropa, mendukung Ukraina dan menganggap pembangunan militer Rusia yang sedang berlangsung di kawasan itu "sangat provokatif".

        Baca Juga: Ucapan Biden Jangan Terjadi! Putin, Kendorkan Saja Militer Rusia di Perbatasan Ukraina

        Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pada Jumat bahwa Washington telah memberi tahu Ankara bahwa dua kapal perang AS akan melewati perairan Turki minggu ini untuk ditempatkan di Laut Hitam.

        Pengerahan akan dilakukan di tengah eskalasi konflik yang signifikan di Ukraina timur antara separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina, yang mendapat dukungan AS dan Eropa.

        Permusuhan pertama kali berkobar pada tahun 2014 ketika Rusia secara sepihak mencaplok Krimea --sebuah semenanjung yang menjorok ke Laut Hitam dan merupakan rumah bagi pangkalan angkatan laut Rusia-- jauh dari Ukraina, menarik kecaman dari dunia Barat dan serangkaian sanksi.

        Wakil Kementerian Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dikutip oleh kantor berita Rusia pada Selasa menyebut penempatan kapal perang AS di Laut Hitam sebagai provokasi yang dirancang untuk menguji saraf Rusia.

        "Sama sekali tidak ada yang bisa dilakukan kapal AS di dekat pantai kami," kata Ryabkov, memperingatkan ada risiko yang sangat tinggi dari insiden yang tidak ditentukan jika perangkat keras militer AS ditempatkan di Laut Hitam.

        "Kami memperingatkan AS bahwa akan lebih baik bagi mereka untuk menjauh dari Krimea dan pantai Laut Hitam kami," kata Ryabkov seperti dikutip. "Itu untuk kebaikan mereka sendiri."

        Juru bicara Pentagon John Kirby menolak selama konferensi pers reguler pada Jumat untuk mengonfirmasi pernyataan pemerintah Turki bahwa kapal perang AS sedang dikirim ke Laut Hitam. Dia mencatat bahwa AS "secara rutin" beroperasi di Laut Hitam, tetapi mengatakan dia tidak akan "berbicara tentang operasi."

        Eskalasi saat ini telah menambah ketegangan pada hubungan AS-Rusia yang sudah tegang. Menteri Luar Negeri Antony Blinken memperingatkan Rusia terhadap tindakan agresif dalam sebuah wawancara yang disiarkan akhir pekan lalu, dengan mengatakan setiap agresi di Ukraina akan memiliki konsekuensi.

        Ryabkov menanggapi pada Selasa, menuduh "musuh" Rusia mencoba merusak posisi Rusia di panggung internasional. Dia menegaskan kembali kesiapan Rusia untuk membela kepentingan warganya, dan penutur etnis Rusia di Ukraina timur.

        Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia sedang mempersiapkan diri jika ada sanksi baru yang harus dijatuhkan pada Moskow oleh AS atau mitra globalnya.

        Sementara itu, Rusia terus memindahkan pasukannya ke Krimea dan wilayah di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina. Kementerian Pertahanan melaporkan pada hari Selasa bahwa 15 kapal perang dan kapal armada Kaspia telah dikirim ke Laut Hitam sebagai bagian dari latihan militer yang diumumkan sebelumnya.

        Ukraina mengatakan awal pekan ini bahwa Rusia telah mengumpulkan lebih dari 40.000 tentara di sepanjang perbatasannya, dan setidaknya 40.000 lebih di Krimea. Rusia mengatakan penambahan pasukan adalah bagian dari latihan, dan telah menekankan bahwa pasukannya akan pergi ke mana pun mereka inginkan, kapan pun mereka mau di wilayah Rusia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: