Begini Momen Ngabuburit Muhyiddin Yassin, Sembari Beli Takjil hingga Tinjau Protokol
Ancaman lonjakan kasus baru Covid-19 masih mengintai. Namun, keinginan warga Muslim Malaysia untuk menjalankan tradisi beli takjil/makanan berbuka tetap masih sangat besar.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin pun mengingatkan warganya untuk tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan, jika berada di area publik. Imbauan ini dia sampaikan saat ngabuburit untuk membeli takjil di Presint 3, Putrajaya, Rabu (14/4) lalu.
Baca Juga: Dalam 6 Bulan, Malaysia Optimistis Vaksinasi 80 Persen Warga
Muhyiddin juga meminta para pedagang untuk mematuhi Standar Operasi Prosedur (SOP) protokol kesehatan pencegahan Covid-19, di tengah pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP), semacam protokol kesehatan (prokes) versi Malaysia.
“Saya harap pengunjung dapat mematuhi SOP, bukan hanya di bazar Ramadan di Putrajaya. Tetapi di bazar-bazar lain di seluruh wilayah,” ingatnya dikutip Malaymail, kemarin.
Berbagai takjil tersedia di bazar Ramadan, seperti mie rebus Johor, laksa Sarawak, nasi Kerabu serta aneka minuman segar.
“Selain membeli takjil favorit, saya sekalian meninjau SOP bazar Ramadan dan ngobrol dengan para pedagang serta pengunjung,” sambungnya.
“Covid-19 belum reda dan kita perlu berhati-hati menjaga keselamatan diri dan juga orang di sekeliling,” tegasnya.
Malaysia memang memutuskan melonggarkan pembatasan di sebagian besar negara bagian saat bulan puasa, sejak Selasa (13/4). Dengan begitu, bazar Ramadan dan shalat tarawih dapat kembali digelar, meski kasus Covid-19 sering berada di atas 1.000 per hari.
Dilansir dari The Straits Times, tempat makan diizinkan tetap buka dari dini hari hingga Pukul 6 pagi sepanjang bulan Ramadan. Sebelumnya, mereka hanya dapat beroperasi hingga tengah malam.
Selain itu, pemerintah juga meminta Kementerian Kesehatan untuk membuat pengumuman dini soal perjalanan antarnegara bagian, agar warga Malaysia dapat melakukan persiapan.
Malaysia termasuk berani membuka pembatasan, ketika kasus harian di atas 1.000 per hari. Kasus Covid-19 harian pernah di bawah 1.000 per hari pada 29 Maret. Namun jumlah infeksi harian mencapai puncaknya pada 30 Januari, yakni sebanyak 5.728 kasus.
Namun dalam tujuh pekan terakhir, kasus sebagian besar cenderung di atas 1.000 per hari, tetapi masih di bawah 2.000.
Setiap pemerintah negara bagian dan tiga wilayah federal pun kerap mengambil pendekatan berbeda dalam memutuskan masalah kota dan keagamaan.
Sebagian besar mengizinkan umat Muslim berkumpul setiap malam di masjid selama Ramadan untuk shalat tarawih berjemaah. Namun, ada juga yang melarangnya.
Seperti di wilayah federal Kuala Lumpur, 65 bazar diizinkan beroperasi setiap hari dari pukul 3 petang hingga 8 malam. Namun, pembeli dan pedagang diperintahkan melaksanakan prokes ketat. Yakni mengenakan masker dan menjaga jarak yang aman, dan mencuci tangan.
Di Negara Bagian Kelantan, otoritas setempat membatalkan bazar Ramadan dan shalat tarawih berjemaah. Pasalnya, jumlah kasus di sana meningkat empat kali lipat pekan lalu.
Stadion utama Kelantan, di Kota Bharu yang biasanya digunakan untuk shalat berjemaah, selama Ramadan diubah menjadi pusat karantina dan perawatan pasien Covid-19. Sebab, 8 rumah sakit pemerintah dan 5 pusat karantina di seluruh negara bagian tersebut juga hampir penuh.
Bazar Ramadan juga dilarang Pemerintah Negara Bagian Sabah karena jumlah kasusnya fluktuatif. Sejumlah klaster baru pun bermunculan akibat pertemuan massal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: