Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fadli Zon Vs Arya Sinulingga Soal TKA Masuk Indonesia saat Mudik Dilarang

        Fadli Zon Vs Arya Sinulingga Soal TKA Masuk Indonesia saat Mudik Dilarang Kredit Foto: Viva
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebijakan pemerintah yang melarang masyarakat untuk mudik Lebaran Idul Fitri 2021 memunculkan pro dan kontra. Suara kontra mengkritik kebijakan pemerintah justru inkonsistensi.

        Hal ini jadi pembahasan dalam program diskusi Catatan Demokrasi tvOne dengan tema 'Waspada lonjakan, prokes dilanggar, virus menyebar'. Dalam salah satu sesi terjadi adu argumen antara Anggota DPR fraksi Gerindra Fadli Zon dengan Juru Bicara Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga.

        Baca Juga: Fadli Zon: Penerbangan dari Wuhan Boleh, dari India Tak Boleh

        Awal perdebatan saat Arya menyampaikan ada tarik ulur dalam kebijakan pemerintah melarang mudik meski ada dampak ekonomi. Ia menekankan tarik ulur ini bukan berarti pemerintah tidak konsisten dalam upaya mencegah penyebaran virus COVID-19.

        Fadli pun menanggapi pernyataan Arya bahwa pemerintah memang tidak konsisten. Ia menyampaikan demikian karena saat mudik dilarang tapi masyarakat dipertontonkan kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal Wuhan, China.

        "Bagaimana di satu sisi, orang dilarang mudik tapi ini ada dari Wuhan bisa carter (pesawat). Dan, katanya bisa setiap Minggu ya oleh sebuah perusahaan penerbangan gitu. Menurut saya ini sangat berbahaya," kata Fadli dikutip VIVA pada Rabu, 5 Mei 2021.

        Dia mengatakan selain China, seharusnya warga India yang datang ke Tanah Air sudah bisa diblok. Namun, masih ada kecolongan. Ia bilang jika pemerintah mau konsisten sebaiknya melarang semua tanpa pilih-pilih.

        Fadli mempertanyakan prioritas pemerintah lebih soal kesehatan atau sekedar bisnis. Ia menyoroti kedatangan TKA asal China yang sudah terkesan mendapatkan keistimewaan.

        Arya pun merespons omongan Fadli. Ia menepis ucapan Wakil Ketua Umum Gerindra itu.

        "Nggak, nggak seperti itu. Kan seperti yang dikatakan, ini kan memang ada tarik ulur, ada sesuatu yang memang ... " ujar Arya yang belum selesai bicara.

        "Ya sama saja, mudik kan bisa tarik ulur kata orang-orang," kata Fadli memotong pernyataan Arya.

        Fadli menyinggung mungkin WNA asal India yang datang tujuannya mau investasi.

        Arya menanggapi TKA yang datang ke Tanah Air karena mereka sudah tidak berproduksi lagi. Dengan kedatangan TKA itu membuat pabrik di Tanah Air tetap berjalan. Kemudian, WNA asal India yang datang ke Tanah Air disebutnya kemungkinan bisa dari kalangan pebisnis.

        Fadli langsung merespons penjelasan singkat Arya. "Iya, ini menguntungkan siapa? Menguntungkan seorang tertentu atau rakyat Indonesia," ujar Fadli.

        "Nggak lah. Itu kan daetah tersebut saja," tutur Arya.

        "Maksud saya, dari dulu belum lagi kalau kita masuk diskusi, memang tidak ada orang Indonesia yang bisa menggantikan pekerjaan itu?" tanya Fadli.

        "Ya, memang tidak ada. Memang di sana dia bekerjanya," jawab Arya.

        "Ya, memang tidak ada? Apalagi di masa pandemi ini, masyarakat butuh pekerjaan," ujar Fadli.

        Arya kemudian menjelaskan tidak mengetahui spesifik pekerjaan yang dijalani TKA asal China.

        "Itu yang kita lihat bahwa itu dihitung oleh pemerintah. Bahwa mereka memang tidak bisa pertama akan dikarantina, yang kedua kalau tidak dikarantina akan merugikan perusahaan sendiri," tutur Arya.

        "Ya itu lah, kenapa hanya di situ saja yang boleh, kenapa yang dari China?" ujar Fadli.

        "Itu lah maksud saya inkonsistensi itu," lanjut Fadli.

        "Nggak," tutur Arya.

        Menurut Fadli, seharusnya ada sumber daya manusia (SDM) lokal sehingga tak perlu mengandalkan TKA asal China. Ia menekankan dengan proses yang berjalan beberapa tahun, harusnya ada transfer teknologi dan pengetahuan untuk SDM setempat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: