Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sekolah Diledakkan dengan Bom Mobil, Indonesia Kutuk Aksi Brutal di Afghanistan

        Sekolah Diledakkan dengan Bom Mobil, Indonesia Kutuk Aksi Brutal di Afghanistan Kredit Foto: Ilustrasi.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia mengutuk serangan brutal yang menyasar Sekolah Sayed Al-Shuhada, Afghanistan. Insiden pada Sabtu (8/5/2021) menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan luka-luka, sebagian besar murid perempuan.

        “Duka cita dan simpati yang mendalam terhadap keluarga korban dan seluruh rakyat Afghanistan,” demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri RI melalui Twitter, Minggu malam (9/5/21).

        Baca Juga: Libur Idul Fitri, Taliban Lebih Pilih Gencatan Senjata di Afghanistan

        Pemerintah Indonesia juga menegaskan akan terus mendukung upaya memerangi terorisme dan mewujudkan perdamaia lestari di Afghanistan.

        Dilansir Reuters, Minggu, korban tewas akibat ledakan bom mobil itu meningkat menjadi 68. Para dokter tengah berjuang untuk memberikan perawatan medis kepada 165 orang yang terluka dan para pejabat berusaha untuk mengidentifikasi jenazah.

        Pengeboman pada Sabtu (8/5/2021) malam itu awalnya sebuah bom mobil diledakkan di depan sekolah Sayed Al-Shuhada, dan ketika para siswa bergegas keluar karena panik, dua bom lain meledak. Para pejabat mengatakan sebagian besar dari mereka yang tewas adalah perempuan.

        "Ledakan pertama sangat kuat dan terjadi begitu dekat dengan anak-anak sehingga beberapa dari mereka tidak dapat ditemukan," kata seorang pejabat Afghanistan, yang tidak mau disebutkan namanya.

        Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa semua, kecuali tujuh atau delapan korban adalah siswi yang mau pulang sekolah.

        Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam insiden itu. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menuding gerilyawan Taliban sebagai dalangnya. Tetapi juru bicara Taliban membantah terlibat, mengatakan kelompok itu mengutuk setiap serangan terhadap warga sipil Afghanistan.

        Paus Fransiskus mengutuk serangan di Kabul, dan menyebutnya sebagai "tindakan tidak manusiawi"---saat menyampaikan sambutan kepada umat Katolik di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu.

        Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga mengutuk serangan itu dan mengungkapkan simpati terdalamnya kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Afghanistan.

        Keluarga para korban menyalahkan Pemerintah Afghanistan dan kekuatan Barat karena gagal mengakhiri kekerasan dan perang yang sedang berlangsung.

        Keamanan diintensifkan di seluruh Kabul setelah serangan itu. Tetapi pihak berwenang mengatakan mereka tidak akan dapat menjamin keamanan ke semua sekolah, masjid, dan tempat umum lainnya.

        Negosiasi perdamaian antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan di Qatar siap masuki babak baru, setelah kedua pihak pada Rabu (2/12/2020) menyepakati aturan pembicaraan itu.

        Perundingan yang dimulai pada September tersebut sempat macet karena perselisihan agenda, kerangka dasar pembahasan, dan tafsir agama. Dalam perundingan itu, Amerika Serikat (AS) membuka jalan penarikan pasukan asing pada 1 Mei 2021.

        Namun Presiden Joe Biden mengumumkan semua pasukan akan keluar dari Afghanistan pada 11 September mendatang. Namun proses penarikan pasukan telah dimulai. Dalam proses perdamaian antara Taliban dan Afgahanistan, konflik masih berkecamuk. Taliban melancarkan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan Afghanistan terutama di daerah pedesaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: