Cerita Nadiem Makarim Dirikan Gojek, Dari Pesan Lewat Call Center hingga Rambah Aplikasi Canggih
Mergernya Gojek dan Tokopedia membuat pamor kedua perusahaan unicorn itu semakin melejit. Gojek sendiri didirikan oleh Nadiem Makarim yang kini mengemban amanah sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tak sendiri, Nadiem mendirikan Gojek bersama rekannya Kevin Aluwi yang kini menjadi CEO Gojek dan Michelangelo Moran pada tahun 2010.
Pemilik nama lengkap Nadiem Anwar Makarim lahir pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Sang ayah adalah pengacara terkemuka, dan ibunya bekerja sebagai penulis lepas.
Baca Juga: Gojek Gabung Sama Tokped, Bank Milik Konglomerat Jerry Ng Sumringah
Sejak SD hingga SMA, Nadiem pindah-pindah dari Jakarta ke Singapura. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendirikan ke Amerika dengan jurusan International Relations di Brown University. Setelah itu, dilanjutkan menempuh pasca sarjana dengan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School. Sebelum lulus, selama satu tahun Nadiem mengikuti program foreign exchange di London School of Economics.
"Karena saya punya perspektif sekolah di luar negeri, saya bisa balik lalu melihat hal-hal dengan lensa yang baru," tuturnya.
Sebelum mendirikan Gojek, Nadiem juga pernah bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Lalu, usai memperoleh gelar MBA, Nadiem mulai terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di Zalora, Nadiem memegang jabatan sebagai Managing Director.
Lalu, Nadiem pun keluar dan menjadi Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek. Pada tahun 2011, Nadiem secara penuh berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan Gojek.
"Saya tidak betah bekerja di perusahaan orang lain, saya ingin mengontrol takdir saya sendiri," tandas Nadiem.
Ide bisnis transportasi Gojek didapatkan Nadiem saat ia berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Nadiem adalah sosok yang jarang menggunakan mobil karena mobilitasnya yang tinggi. Ia lebih sering menggunakan jasa ojek.
Dari perbincangan tersebut, ia menemukan bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktu hanya untuk menunggu pelanggan. Mereka juga kesulitan mencari pelanggan.
Sementara itu, kemacetan Jakarta semakin memburuk sehingga ia merasa dibutuhkan layanan transportasi yang cepat serta pengiriman yang cepat untuk membantu warga Jakarta.
Dari situlah Gojek berdiri. Pada tahun 2011, Nadiem resmi meluncurkan Gojek dan menjabat sebagai CEO. Awalnya, Nadiem hanya memiliki 20 driver Gojek. Sistem yang ia tawarkan pun hanya melalui telepon call center untuk mendapatkan driver terdekat. Namun kini, Gojek memiliki aplikasi sendiri di Play Store ataupun Apple Store. Beragam fitur pun ditawarkan, mulai dari GoJek, GoCar, GoFood hingga pembayaran GoPay.
Saat itu, jumlah karyawan Gojek sangat terbatas. Namun, Nadiem yakin akan perusahaannya sehingga kini Gojek semakin meraksasa.
Gojek yang semula menawarkan kemudahan bagi para Tukang Ojek di bawah nauangan perusahaan, kini semakin berkembang menawarkan jasa pengantaran barang dan makanan, transportasi, serta jasa belanja. Setelah itu, Gojek kerap mendapatkan suntikan dana dari berbagai pemodal ventura.
Perkembangan positif perusahaan membuat perusahaan ojek milik Nadiem Makarim tersebut juga mendapat suntikan dana pada tahun yang sama dari dua perusahaan yakni Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd.
Kini, Gojek sudah memiliki lebih dari 300 ribu orang tukang Ojek yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, bersamaan dengan merger menjadi GoTo dengan Tokopedia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: