Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PBNU Kutuk Agresi ke Palestina Temui Dubes Zuhair, Kiai Said Aqil: Israel Akan Kalah!

        PBNU Kutuk Agresi ke Palestina Temui Dubes Zuhair, Kiai Said Aqil: Israel Akan Kalah! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi -

        Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mendatangi kediamam Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, di Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (17/5) malam.

        Kunjungan Kiai Said dan sejumlah pengurus PBNU untuk memberikan dukungan moral sekaligus meminta Israel menyetop agresi militer terhadap rakyat Palestina. Kiai Said datang didampingi Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Robikin Emhas, dan Ketua PP NU Care-LAZISNU H Achmad Sudrajat.

        Mereka disambut baik Dubes Zuhair. Sebelum membacakan pernyataan resmi organisasi massa Islam terbesar di Indonesia ini, Kiai Said berbincang dengan Dubes Zuhair dengan bahasa Arab.

        Baca Juga: Israel Makin Menjadi-jadi, Rusia Siap Gelar Pembicaraan Langsung dengan Palestina

        Menurut Kiai Said, penghentian agresi militer bertujuan mengakhiri krisis kemanusiaan di Palestina. Agresi Israel jelas menimbulkan nestapa bagi kemanusiaan dan rakyat Palestina. Tragedi kemanusiaan kali ini telah memakan korban jiwa sebanyak 188 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Lebih dari itu, terdapat 1000 lebih korban luka-luka dan bangunan yang porak poranda.

        "Kami menegaskan, mengutuk dan mengecam keras agresi Militer Israel yang telah memporak-porandakan Palestina, merenggut nyawa-nyawa warga sipil yang tidak berdosa. Hentikan segera agresi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan dan ditolerir," tegas Kiai Said membacakan pernyataan resminya.

        Diungkapkan Kiai Said, Konflik yang terjadi sudah berusia seabad, terhitung sejak Deklarasi Balfour pada 1917 yang bersumber dari klaim bermasalah Israel atas tanah yang dijanjikan. Inggris mendukung national home bagi warga Yahudi di tanah yang telah ditempati bangsa Palestina.

        "Konflik berdarah terus berlangsung sejak Israel, secara sepihak, memproklamasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948 tanpa batas wilayah yang jelas. Dengan dukungan negara-negara Barat, Israel menegaskan batas wilayahnya melalui perang melawan negara-negara Arab, berturut-turut pada 1949, 1967, dan 1973," jelas Kiai Said.

        Bermodal kekuatan senjata, Israel menduduki Yerusalem Timur, Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, Gaza, dan Semenanjung Sinai. Klaim teritorial ini tidak diakui mayoritas negara, kecuali Amerika yang mengakui klaim Israel atas seluruh wilayah kota tersebut.

        "Israel, selama 50 tahun terakhir, terus mengukuhkan pendudukannya dengan membangun permukiman bagi ratusan ribu warga Yahudi. Yahudi, yang sebelumnya minoritas, kini menjadi mayoritas populasi yang menggusur bangsa Palestina," paparnya.

        Kiai Said pun menyayangkan para pejuang Palestina yang terbelah dalam menghadapi Palestina. Terdapat dua faksi pejuang yang saling berseberangan pendapat, yakni Fatah dan Hamas. Fatah setuju solusi dua negara sebagaimana telah disepakati dalam Perjanjian Oslo 1993. Tetapi Hamas menolak. Hamas ingin mendirikan Palestina berdasarkan Islam, Fatah berhaluan nasionalis sekuler. Kedua faksi terkunci dalam perang saudara sejak 2006. Hamas menguasai Gaza, Fatah menguasai Tepi Barat. Polarisasi faksi-faksi pejuang Palestina ikut menyulitkan proses penyelesaian konflik Israel-Palestina.

        Oleh karena itu, PBNU menyerukan upaya gencatan senjata dari kedua belah pihak antara Militer Israel dan Pejuang Palestina. Hal tersebut bertujuan agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dan kondisi Palestina pulih. Saat ini, PBNU menginisiasi penggalangan donasi solidaritas untuk warga Palestina melalui NU Care-LAZISNU. Dari jumlah target total donasi sebesar Rp 10 miliar, kini sudah terkumpul Rp 593.189.136.

        Baca Juga: PAN Rongrong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Hentikan Kekejaman Israel

        Selain itu, PBNU juga mendesak pemerintah Indonesia mengambil tindakan cepat menggalang dukungan menyikapi agresi Israel. PBNU, juga mendesak PBB dan komunitas internasional melakukan langkah cepat untuk menyepakati gencatan senjata.

        "Kami mendorong Pemerintah Indonesia untuk menggalang dukungan dan mengambil upaya penting dalam mewujudkan kedaulatan Palestina," imbau Kiai Said.

        Kiai Said pun membacakan dan mengartikan ayat di dalam Al Qur’an uran tentang Israel.

        "Kalau dalam Al Qur’an ditegaskan ya, kamu Israel akan berbuat kerusakan di muka bumi dua kali. Dan kamu akan menang. Tapi nanti kemudian akan datang hamba-hamba-Ku yang siap untuk mengalahkan kamu sekalian. Yang gagah, yang kuat, dan kamu akan berantakan di muka bumi ini, akan terbirit-birit dan itu perjanjian-Ku yang pasti terjadi. Insyaallah nanti akan, kemenangan akan ada di pihak Palestina. Insyaallah," tegas jebolan Universitas Ummul Quro, Mekkah, Arab Saudi ini.

        Ketegangan konflik antara Israel-Palestina kembali membara setelah bentrokan antara aparat Zionis Israel dengan pedemo Palestina pecah di kompleks Masjid Al-Aqsa sejak akhir April lalu. Situasi diperparah ketika kelompok Hamas dan Israel saling serang dengan gempuran udara serta lontaran roket seminggu terakhir. Insiden ini disebut sebagai yang terburuk sejak 2014, saat tentara Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza.

        Presiden Jokowi telah mengeluarkan kecaman keras terhadap agresi Israel di Palestina. Presiden sudah berkomunikasi dengan sejumlah kepala negara sahabat dan merumuskan tindak lanjut menghentikan kiris kemanusiaan ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: