Muncul ke Muka Publik untuk Pertama Kali, Begini Kondisi Aung San Suu Kyi di Persidangan
Pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi muncul secara langsung di sidang pengadilan pada Senin (24/5/2021) untuk pertama kalinya sejak pemerintahannya digulingkan oleh militer dalam kudeta 1 Februari, pengacaranya mengatakan kepada Reuters.
Suu Kyi terlihat dalam keadaan sehat dan mengadakan pertemuan tatap muka dengan tim hukumnya selama sekitar 30 menit sebelum sidang, kata pengacara Thae Maung Maung.
Baca Juga: Gila! Junta Myanmar Mau Bubarkan Partainya Aung San Suu Kyii
Suu Kyi, 75, peraih Hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangan panjangnya membangun demokrasi di negara itu, termasuk di antara lebih dari 4.000 orang yang ditahan sejak kudeta. Dia menghadapi dakwaan yang berkisar dari memiliki radio walkie-talkie secara ilegal hingga melanggar undang-undang rahasia negara.
Pemimpin yang digulingkan itu "mendoakan orang-orang yang sehat" dalam pertemuannya dengan para pengacaranya dan juga menyebutkan secara jelas partai Liga Nasional untuk Demokrasi miliknya yang dapat segera dibubarkan.
"Dia mengatakan partai itu didirikan untuk rakyat sehingga partai itu akan ada selama rakyat ada," kata Thae Maung Maung kepada Reuters, dikutip Senin (24/5/2021).
Komisi pemilihan Myanmar yang ditunjuk junta akan membubarkan partai politik Suu Kyi karena penipuan suara dalam pemilihan November, media melaporkan pada hari Jumat, mengutip seorang komisaris, yang mengancam tindakan terhadap "pengkhianat" yang terlibat.
Tentara merebut kekuasaan dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi pada November. Tuduhannya telah dibantah oleh mantan komisi pemilihan.
Dalam wawancara pertamanya dengan media asing sejak kudeta, pemimpin junta Min Aung Hlaing juga mengatakan Suu Kyi dalam keadaan sehat karena dia mempermasalahkan jumlah orang yang terbunuh oleh pasukan keamanan dalam protes sejak kudeta.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara mengambil alih kekuasaan, dengan protes harian, pawai dan pemogokan nasional terhadap junta, yang telah merespon dengan kekuatan mematikan, menewaskan lebih dari 800 orang, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Min Aung Hlaing dalam wawancara 20 Mei mengatakan jumlah korban sebenarnya sekitar 300 dan 47 polisi juga telah tewas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: