Mas Ganjar, Diingat-ingat Yah! Mbak Puan yang Mati-matian Menangkan Anda Jadi Gubernur
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Pengamat birokrasi dan kebijakan publik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika, menilai wajar jika Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan tidak mengundang kader dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara yang dihadiri Ketua DPP PDIP Puan Maharani, pekan lalu.
Ia melihat DPP PDIP Jawa Tengah merasa Ganjar menilai dirinya terlalu tinggi, bahkan sering abai lantaran sering merasa hanya Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri yang berhak menegurnya. Baca Juga: PDIP Jangan Nangis Bombay Yah! Dengar Nih, Pengamat yang Ngomong: Ganjar Nggak Butuh PDIP!
Padahal, menurut dia, PDIP Jateng lah yang selama ini komit memperjuangankan Ganjar sehingga ia terpilih menjadi gubernur hingga dua kali.Baca Juga: Ganjar Kok Digas Puan Cs? Pengamat: Mungkin Dilihat Terlalu Grasak-Grusuk
“Sepengetahuan saya, dan data ini bisa dicek, dengan komando langsung Ibu Puan Maharani, DPD PDIP Jateng berjuang sekuat tenaga, pantang mundur mengerek pasangan Ganjar-Heru Sudjatmoko pada Pilgub 2013, dari elektabilitas hanya tiga persen,” katanya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/5/2021).
Lanjutnya, ia mengatakan dengan komando Puan, PDIP menggelar Legislator Summit di Hotel Patra Jasa, Semarang, untuk memperjuangkan Ganjar.
“Jangan lupa, pada Jumat 2 Februari 2018 itu, Ibu Puan yang langsung datang dari Jakarta untuk memimpin perjuangan PDIP memenangkan kembali Ganjar sekaligus memenangi Pemilu 2019, membakar semangat warga PDIP dengan mengajak seluruh warga PDIP, terutama kader PDIP Jawa Tengah untuk habis-habisan memperjuangkan PDIP dan kader-kadernya di Jawa Tengah,” kata dia.
“Empat bulan Ibu Puan tak kenal lelah berjuang untuk PDIP dan Ganjar, hingga tak hanya Ganjar terpilih kembali, tetapi PDIP pun menjadi partai pemenang Pemilu,” ujar dia.
Namun, meski terlihat pendiam, sepak terjang Puan terbukti efektif.
Sementara terkait ambisi Ganjar, Nova melihat masuk akal DPD PDIP Jateng, terutama ketuanya, Bambang Wuryanto, merasa tidak enak hati. Terlebih, kode yang ia sampaikan agar Ganjar mengerem ambisinya itu seolah tidak dipedulikan.
Baca Juga: 'Tak Peduli Kata Puan, Yang Penting Kata Tuhan, Ganjar 2024'
“Sampai Pak Bambang bilang Ganjar terlalu ambisius, "wis kemajon, yen kowe pinter ojo keminter", dan merasa hanya ketua umum partai yang bisa menegurnya." Apalagi sampai saat ini belum ada instruksi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait Pilpres 2024.
Tentang munculnya sinyalemen di beberapa media massa tentang tujuh kesalahan fatal Ganjar, Nova mengatakan, dalam politik, kompetisi yang bahkan untuk kebaikan pun tak lantas mengabaikan asas kepatutan politik alias fatsoen.
“Nah, Pak Ganjar ini dinilai warga PDIP tak memiliki kesantunan politik alias fatsoen tersebut,” kata dia.
Selain itu, Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Puan Maharani lebih potensial didukung PDIP sebagai calon presiden atau Capres 2024 ketimbang Ganjar Pranowo.
"Dari struktur Parpol, Puan memang lebih potensial didukung dibanding Ganjar Pranowo," kata Dedi.
Dedi menambahkan, pergerakan popularitas dan elektabilitas masih sangat dinamis. Dalam catatan lembaganya, popularitas Ganjar memang masih di atas Puan.
Namun, berdasarkan asumsi Pilpres 2024, Puan masih punya cukup waktu untuk memupuk popularitas mengejar Gubernur Jawa Tengah itu.
Dedi menunjuk kekuatan utama Puan Maharani, yakni hingga saat ini masih satu-satunya politikus perempuan yang paling berpeluang terusung di tengah ramainya tokoh laki-laki.
"Sehingga ceruk pemilih kaum perempuan juga lebih mudah ditarik," kata dia.
Dedi juga memandang bahwa akses politik yang dimiliki Puan jauh lebih besar dari Ganjar yang hanya mencakup Jawa Tengah.
“Puan bisa mencakup seluruh Indonesia sebagai Ketua DPR dan Ketua PDIP. Dua posisi Puan tersebut tak dimiliki Ganjar,” ujar Dedi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil