Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi dan Kesehatan Harus Jalan Bersamaan saat Hadapi Covid-19

        Ekonomi dan Kesehatan Harus Jalan Bersamaan saat Hadapi Covid-19 Kredit Foto: Medco Foundation
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Hasbullah Thabrany, mengatakan bahwa aspek ekonomi dan kesehatan saat menghadapi Covid-19 bagaikan dua sisi mata uang yang harus berjalan bersamaan.

        "Jadi, kalau kata Pak Jokowi, itu seperti injak rem dan gas, harus diseimbangkan dua-duanya. Kalau direm terus nanti tidak jalan, kalau digas terus nanti tabrakan," ujar Hasbullah dalam Dialog Produktif Kabar Jumat bertajuk Protokol Jalan, Ekonomi Aman, Jumat (28/5/2021).

        Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2021 Mendekati 5%

        Ekonomi-kesehatan memperhatikan hubungan keduanya agar bisa lebih efisien. Hasbullah mengatakan, vaksin merupakan metode pencegahan yang efisien dalam menyeimbangi aspek ekonomi dan kesehatan Indonesia karena memiliki manfaat yang paling besar.

        Hal itu karena masyarakat yang sudah divaksin memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami gejala berat, dirawat di rumah sakit, bahkan menghadapi kematian. Jika masyarakat terhindar dari hal-hal tersebut, masyarakat bisa menjalani kehidupan produktif dengan tetap aktif bekerja sehingga perekonomian negara bisa berjalan.

        "Belum lagi menghitung pengeluaran pemerintah untuk yang berobat Covid-19. Daripada dibelanjakan untuk berobat sampai ratusan juta, lebih baik dipakai untuk vaksin sehingga masyarakat bisa bekerja dan menghasilkan uang," jelas Hasbullah.

        Kemudian, jika ingin melihat dari sisi perekonomian negara, menurut Hasbullah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini mencapai defisit Rp1.000 triliun, hampir sepertiga anggaran belanja negara. Jika ekonomi negara tidak bisa bergerak karena kekhawatiran masyarakat terhadap penularan virus, pemerintah tidak mendapatkan pajak sehingga tidak ada insentif untuk menggerakkan sektor ekonomi lain.

        Kekhawatiran yang sama juga dirasakan oleh para perusahaan. Banyak perusahaan yang meminta vaksin gotong royong untuk menghindari kerugian yang besar bagi industri jika karyawan tidak bisa bekerja dengan efektif.

        "Lebih baik divaksin untuk mencegah kita dari sakit berat. Jadi, pikirkan jangka panjang, pikiran ekonomi," tegas sang Guru Besar FKM UI.

        Namun, Hasbullah mengingatkan bahwa peran vaksin untuk melindungi dari risiko yang lebih besar, bukan untuk mencegah virus masuk ke dalam tubuh manusia sehingga penerapan protokol kesehatan (prokes) tetap harus ditegakkan.

        "Jangan berharap semua sempurna, ada keterbatasan. Oleh karena itu, ada pencegahan berlapis-lapis. Itu cara agar ekonomi bisa tumbuh, kita bisa sejahtera, sehat, dan produktif, juga bisa bekerja dan beribadah serta bisa menikmati hidup ini," tutup Hasbullah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: