Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pria Pembasmi Sekte Sukses Tarik Banyak Orang Keluar dari Kelompok Berbahaya, Caranya?

        Pria Pembasmi Sekte Sukses Tarik Banyak Orang Keluar dari Kelompok Berbahaya, Caranya? Kredit Foto: (foto: Shutterstock)
        Warta Ekonomi, London -

        Bagaimana Anda meyakinkan orang-orang yang telah dicuci otak oleh sekte berbahaya untuk melupakan semua keyakinan mereka dan memulai hidup baru? Itulah tantangan yang dihadapi Rick Alan Ross --dan pekerjaan sehari-harinya.

        Ross adalah spesialis intervensi sekte yang terkenal di seluruh dunia. Dia terkenal mampu 'memprogram ulang' seseorang yang telah dicuci otak oleh sekte, hingga mendapat julukan sensasional, 'pembasmi sekte'.

        Baca Juga: Yahudi Haredi, Siapa Mereka dan Apa Bedanya dengan Aliran Yahudi Lain?

        Dia telah membantu banyak orang keluar dari sekte yang destruktif dan kelompok kontroversial atau radikal lainnya.

        "Pada intinya, kelompok-kelompok ini memiliki faktor penentu yang sama: pemimpin totaliter yang menjadi objek pemujaan, proses indoktrinasi yang menghasilkan pengaruh yang tidak semestinya, dan kemudian kelompok itu merusak, menyakiti orang," katanya kepada BBC.

        Sampai sekarang, di usia 60-an tahun, Ross telah terlibat dalam lebih dari 500 intervensi di seluruh dunia.

        Dia telah mempertaruhkan nyawa dengan melawan kelompok-kelompok ini, beberapa di antaranya merupakan kelompok kuat dan memiliki pengaruh yang cukup besar.

        "Saya pernah berada di bawah perlindungan FBI dan Departemen Kehakiman AS, saya pernah dikuntit oleh penyelidik swasta, dituntut sampai lima kali ... Kelompok-kelompok bahkan membeli sampah dari rumah saya untuk mendapatkan informasi tentang saya. Saya sudah cukup sering diganggu selama bertahun-tahun," katanya.

        Masalah dengan kelompok berbahaya, kata Ross, lebih luas dari yang tampak.

        'Anak saya terjebak dalam kelompok berbahaya, bisakah Anda menolongnya?'

        Dalam satu abad terakhir, peristiwa-peristiwa mengerikan di tangan sekte ekstremis telah menjadi tajuk berita utama.

        Pembantaian Jonestown, ketika lebih dari 900 orang dituntun untuk melakukan bunuh diri massal oleh pemimpin sebuah sekte Kristen Jim Jones, pada 1978, mungkin adalah salah satu peristiwa yang paling diingat.

        Tetapi ada banyak insiden besar lainnya, dari pembunuhan aktris Sharon Tate yang dilakukan oleh pengikut sekte "Keluarga Manson" pada tahun 1969; hingga hukuman penjara 120 tahun yang baru-baru ini dijatuhkan kepada pemimpin sekte seks Nxivm atas dakwaan perdagangan seks.

        Ross berperan dalam persidangan kasus Nxivm dengan mengungkapkan taktik kelompok tersebut dan bersaksi di pengadilan, Oktober lalu.

        "Kita melihat kelompok-kelompok ini dan berpikir `mereka sangat gila`, tetapi kita tidak menyadari bahwa di dalam kelompok tersebut, segala sesuatu di sekitar mereka (pengikut kelompok) sedang dimanipulasi," kata Ross kepada program radio BBC World Service Outlook.

        Suatu sekte dapat menghancurkan persepsi seseorang tentang realitas dan memaksa mereka untuk membangun persepsi yang baru, menciptakan jurang antara kenyataan menurut kelompok tersebut dan kenyataan sebenarnya.

        Ross pertama kali mengalami hal ini pada usia 30-an, ketika ia mengunjungi neneknya di sebuah panti jompo di Arizona.

        Sang nenek berkata kepadanya bahwa seorang perawat sedang berkhotbah dan berusaha merekrutnya ke dalam sebuah kelompok yang belakangan diketahui merupakan kelompok agama kontroversial yang menyasar orang-orang Yahudi dengan tujuan membujuk mereka untuk pindah agama.

        "Saya sangat marah, saya merasa ingin melindunginya. Saya pergi ke direktur panti jompo dan ada penyelidikan yang menemukan bahwa sebuah kelompok meminta para anggotanya untuk bekerja di panti jompo untuk diam-diam menyasar orang tua," kata sang pakar sekte.

        Dari situ, Ross kemudian bekerja dalam sebuah program untuk menyokong para narapidana Yahudi, yang juga menjadi sasaran kelompok agama ekstrim atau kelompok kebencian.

        Dia menghabiskan hari-harinya di antara sekte dan mobil - dia membeli dan menjual kendaraan bekas, sampai dia berhenti untuk menjadi de-programer penuh waktu.

        "Saya mulai mendapat rujukan, dengan keluarga yang akan mengatakan, `Dengar, saya tidak tahu harus berbuat apa. Putra saya, putri saya terlibat dalam kelompok ini. Bisakah Anda membantu?` Dan saya mulai duduk dan berbicara dengan orang-orang ini bersama seorang psikolog," katanya.

        "Keluarga sangat lega, karena banyak dari kelompok ini berbahaya. Beberapa dari mereka melecehkan anak-anak, beberapa melakukan kekerasan. Banyak dari mereka membuat orang-orang mengalami tekanan psikologis dan terasing dari keluarga."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: