- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Ibu Kota Jakarta Catat Rekor Pemakaman Jenazah Covid, Mas Anies Teriak, Cukup... Cukup Sudah!
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (23/6).
Dalam peninjauan tersebut, Anies menyaksikan tiga jenazah Covid-19 yang akan dikuburkan secara bersamaan. Baca Juga: Dibanding Anies Baswedan, Top! Aksi Gibran Putra Jokowi Top Banget: Pemimpin Harus Gini
Ia pun mengaku sempat berbincang dengan keluarga korban, dan Anies pun langsung diceritakan tentang kondisi korban sebelum meninggal dunia akibat terjangkit Covid-19.
Terkait cerita keluarga korban, Anies pun meminta warga bahwa ancaman Covid-19 itu nyata. Baca Juga: Anies Baswedan Galak Lagi
Ia juga membeberkan jika hari ini rekor pemakaman 180 jenazah selama wabah Covid-19 di DKI.
Karena itu, ia meminta juga kepada warga untuk ikut berperan aktif dalam mencegah penularan Covid-19 dan melakukan vaksinasi.
"Datangi pemakaman dan lihatlah kenyataan. Kematian itu tak sekadar angka statistik. Tapi tentang saudara kita, orang-orang yang tadinya masih sehat, masih berkumpul dengan keluarga tercinta. Kini mereka dipisah selamanya. Ingatlah, bahwa setiap angka itu adalah satu kisah duka tak terkira," katanya.
"Batas usia ada di tangan Allah SWT, tugas manusia adalah ikhtiar. Sama-sama kita hindari kegiatan berpotensi penularan. Kita datangi tempat vaksinasi sebagai ikhtiar keselamatan. Hindari risiko, songsong ikhtiar keselamatan," ungkapnya.
Berikut tulisan lengkap Anies Baswedan, seperti dilansir dalam akun Facebooknya, Kamis (24/6/2021).
Air mata tak berhenti mengalir. Usapan demi usapan tak membuat wajahnya kering. Ia berjongkok di sisi kiri gundukan tanah kuburan yang masih basah. Jenazah suaminya yang berusia 54 tahun baru saja dikuburkan. Ibu itu tak berhenti bertutur atas kehilangannya.
“Dia itu minggu lalu masih sehat-sehat Pak, terus kena covid, terus...” kalimatnya putus, meledak jadi tangis. Anak lelakinya terdiam memegang pundak ibunya. Anak perempuannya jongkok di sisi kanan. Menunduk. Duka mereka, duka kita, tak terkira dalamnya.
Seorang bapak berdiri memandang satu kuburan yang juga masih basah. “Istri saya, Pak. Minggu lalu masih sehat. Cuma sakit perut terus drop, Pak. Kena covid,” begitu katanya. Mata kami bertatapan. Tak perlu kata-kata. Hening dan mata basah itu sudah cukup pesannya. Duka itu tak terkira dalamnya.
Jongkok lama, pundaknya tergoncang- goncang. Saya tunggu di belakangnya. Tak berapa lama ia bangun dan berbalik. “Saya dari Bandung, Pak. Ini Bapak saya. Minggu lalu masih sehat. Sekarang semua hilang, Pak,” jelasnya dalam kalimat yang tersendat-sendat.
Tiga jenazah berderet itu dikuburkan hampir bersamaan. Setelah liang kubur ditutup, keluarga inti diberi waktu berdoa sejenak, lalu harus ke luar area pemakaman. Itulah akhir pengantaran mereka pada keluarganya.
Datangi pemakaman dan lihatlah kenyataan. Kematian itu tak sekadar angka statistik. Tapi tentang saudara kita, orang-orang yang tadinya masih sehat, masih berkumpul dengan keluarga tercinta. Kini mereka dipisah selamanya. Ingatlah, bahwa setiap angka itu adalah satu kisah duka tak terkira.
Hari ini rekor pemakaman selama wabah Covid-19 di DKI: 180 jenazah dikuburkan dengan prosedur Covid-19. Lahan baru di Rorotan ini ukurannya 3 Ha, khusus Covid.
Meskipun luas, tolong jangan sampai dipenuhi. Ya, jangan sampai penuh, jangan diisi jenazah seperti hari ini lagi. Cukup, cukup sudah. Kita tak ingin melihat lebih banyak lagi wajah duka.
Batas usia ada di tangan Allah SWT, tugas manusia adalah ikhtiar. Sama-sama kita hindari kegiatan berpotensi penularan. Kita datangi tempat vaksinasi sebagai ikhtiar keselamatan. Hindari risiko, songsong ikhtiar keselamatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil