Kelakuan PKS Habis Dibacain Ferdinand: Sok Suci, Sok Bermoral, Tapi Korupsi, Nonton Porno Lagi
Politisi Tanah Air, Ferdinand Hutahaean memberikan sindiran keras kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang menurutnya tengah menampilkan citra yang suci padahal kenyataannya tidak.
Terkait itu, ia pun menyebutkan contoh prilaku PKS, seperti korupsi, menonton video porno saat rapat, hingga tidak memiliki nasionalisme. Baca Juga: Ferdinand Gak Bosan-bosannya Kritik Anies Baswedan, Kali Ini Sentilannya Pedas
“Betul sekali, makanya rakyat muak melihat orang dari partai sok suci sok bermoral tapi kadernya korupsi, nonton porno di rapat paripurna, main fustun dan lebih mencintai bangsa asing sebagai Pelestina pesek,” cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Jumat (9/7/2021).
“Rakyat muak dengan lip service sok bermoral itu!!” tambah dia. Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Sentil Anies Baswedan, Jleb Banget!
Hal tersebut dikatakan sekaligus merespons pernyataan Politisi PKS, Bukhori Yusuf.
Baca Juga: Ferdinand Gak Bosan-bosannya Kritik Anies Baswedan, Kali Ini Sentilannya Pedas
Baca Juga: Amien Rais Dikabarkan Meninggal, Ferdinand Beri Pesan Menohok: Sinyal Daya Politik Mati
Sebelumnya, Bukhori mengatakan bahwa rakyat sudah muak dengan pernyataan pemerintah yang ujung-ujungnya tidak ditepati.
“Rakyat sudah muak dengan lips service. Rakyat butuh excellent service,” katanyanya, seperti dilansir Jawa Pos.
Hal tersebut ia katakan juga terkait aksi pemerintah yang membiarkan 20 tenaga kerja asing (TKA) Cina ke Indonesia lewat Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, yang diketahui saat ini pemerintah tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali.
“Tidak semestinya mereka berada di sini. Seharusnya mereka mengerti situasi saat ini tengah kritis dan sensitif,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Bukhori menilai bahwa masuknya TKA Cina ke Indonesia belakangan ini juga mencerminkan hilangnya sensitivitas dan kapasitas pemerintah dalam merespons persoalan kedaruratan kesehatan sehingga berpotensi memunculkan sejumlah konsekuensi serius.
“Persoalan sentimen sosial. Kebijakan PPKM perlu diakui semakin membuat masyarakat kita sulit,” kata Bukhori.
“Dengan dalih kesehatan, pekerja informal kita dipaksa diam di rumah, namun untuk urusan nafkah, sebaliknya pemerintah seakan lepas tangan,” lanjutnya.
“Kita telah kecolongan dalam berbagai waktu, mulai sejak insiden masuknya virus yang berasal dari Wuhan Tiongkok hingga yang terbaru, yakni varian Delta dari India,” paparnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil