Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jenderal Amerika Mulai Waspada, Khawatir Trump Lakukan Kudeta ketika...

        Jenderal Amerika Mulai Waspada, Khawatir Trump Lakukan Kudeta ketika... Kredit Foto: Getty Images/Chip Somodevilla
        Warta Ekonomi, Washington -

        Hari-hari setelah Donald Trump lengser dari kursi kepresidenan menjadi kekhawatiran bagi perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS). Terutama ketika Trump dan sekutunya berusaha untuk tetap berkuasa setelah kalah dalam pemilihan presiden 2020.

        Kepala Staf Gabungan Mark Milley, menggambarkan perasaannya ketika dia menyaksikan Trump tanpa henti mengklaim bahwa dia telah memenangkan pemilihan presiden 2020. Milley membandingkan tindakan Trump dengan naiknya Adolf Hitler ke tampuk kekuasaan di Nazi Jerman.

        Baca Juga: Menlu Retno Apresiasi Perubahan Sikap Amerika Setelah Donald Trump Lengser

        “Ini adalah momen Reichstag,” kata Milley kepada para penasihat utamanya, seperti dikutip sebuah buku yang ditulis oleh dua wartawan Washington Post.

        Pernyataan Milley tersebut mengacu pada peristiwa tahun 1933, ketika gedung parlemen Jerman Reichstag terbakar. Insiden ini digunakan sebagai alasan bagi Hitler untuk mengonsolidasikan kediktatorannya.

        Buku “I Alone Can Fix It: Donald J Trump’s Catastrophic Final Year” yang ditulis oleh Carol Leonnig dan Philip Rucker, didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 140 orang, termasuk pejabat senior pemerintahan Trump.

        Penulis menceritakan serangkaian episode yang melibatkan Jenderal Milley, yang menjadi semakin khawatir setelah kekalahan Trump dalam pemilihan presiden yang dimenangkan Joe Biden.

        Milley mengaku khawatir dengan The Brownshirts versi Amerika, setelah Trump mengerahkan masa pendukungnya melalui gerakan Million MAGA.

        The Brownshirts yang dimaksud oleh Milley adalah agen paramiliter politik yang menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mendukung kenaikan kekuasaan Hitler. Menurut laporan Washington Post yang mengutip buku tersebut, seorang teman lama menelepon Milley dan memperingatkan bahwa orang-orang yang dekat dengan Trump berusaha untuk menggulingkan pemerintah.

        Peristiwa 6 Januari, ketika pendukung Trump menyerbu Capitol masih mengguncang politik Amerika. House of Representative AS telah membentuk komite khusus untuk menyelidiki pemberontakan 6 Januari. Komite itu akan mengadakan pertemuan publik pertamanya paling cepat minggu depan.

        Menjelang akhir masa jabatan, Trump menempatkan orang-orang loyalisnya di FBI, CIA, dan Departemen Pertahanan. Milley menanggapi tanda-tanda peringatan itu dengan serius.

        Secara diam-diam, Milley dan para pemimpin Pentagon lainnya membuat rencana untuk mengadang segala upaya Trump menggunakan militer agar tetap berkuasa. “Mereka mungkin mencoba, tetapi mereka tidak akan berhasil,” kata Milley menurut buku itu.

        Anggota Kongres dan beberapa pejabat pemerintahan Trump juga memiliki kekhawatiran yang sama. Mereka khawatir Trump akan melakukan kudeta setelah dia kalah dalam pemilihan presiden. Namun Milley menjamin bahwa Trump tidak akan melakukan kudeta.

        "Semuanya akan baik-baik saja. Kami akan melakukan transfer kekuasaan secara damai," kata Milley

        Milley bertemu dengan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows pada Desember di sebuah pertandingan sepak bola perguruan tinggi Angkatan Darat-Angkatan Laut yang dihadiri oleh Trump. Meadow adalah seorang mantan anggota Kongres dari Partai Republik yang bergabung dengan pemerintahan Trump pada Maret 2020.

        Meadows jauh lebih politis daripada pendahulunya di Gedung Putih, yaitu John Kelly, yang pernah menjadi mantan perwira militer.  “Apa yang terjadi di sini? Apa yang sedang kalian lakukan?," ujar Milley bertanya pada Meadows.

        "Jangan khawatir tentang itu," ujar Meadows berkata kepada Milley. "Hati-hati," kata Milley memperingatkan Meadows, yang telah menjadi loyalis Trump.

        Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (15/7/2021), Trump mengatakan, dia menepis semua pernyataan Milley dan telah kehilangan rasa hormat terhadap jenderal tersebut. Trump menegaskan, dia tidak pernah mengancam atau berbicara tentang kudeta kepada siapapun.

        "Selama pemerintahan saya, Milley tidak menampilkan apa yang dia tunjukkan sekarang," kata pernyataan Trump.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: