Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramai Isu Vaksin Covid-19 Ada Microchip, Peneliti AstraZeneca Asal RI Buka Suara

        Ramai Isu Vaksin Covid-19 Ada Microchip, Peneliti AstraZeneca Asal RI Buka Suara Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti vaksin Covid-19 asal Indonesia Indra Rudiansyah menanggapi 'teori konspirasi' yang mengatakan bahwa program vaksinasi Covid-19 merupakan agenda konspirasi elit global untuk memasang microchip ke tubuh masyarakat dunia.

        Indra Rudiansyah merupakan mahasiswa dari Universitas Oxford dan salah satu peneliti yang ikut mengembangkan vaksin Covid-19 AstraZeneca di Inggis.

        Menurut Indra, isu pemasangan microchip bermula ketika pendiri Microsoft sekaligus orang terkaya di dunia - Bill Gates, ikut mendanai penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19, bahkan sebelum Covid-19 menyebabkan pandemi.

        Baca Juga: Kajian Ustaz Adi Hidayat Bahas Vaksin Sinovac, Halal Atau Haram?

        "Tentang microchip, bisa dikaitkan dengan Bill Gates. Latar belakang Bill Gates di bidang informasi teknologi (IT) dan menjadi philanthropy yang mendukung vaksin," ujar Indra dalam acara bincang media, Kamis (30/7/2021).

        Bill Gates melalui perusahaannya, lanjut Indra, memang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. 

        Sebagai seorang yang dermawan dengan kekayaan yang melimpah, Bill Gates fokus mendukung program lingkungan, kesehatan dan kemanusiaan termasuk pengembangan vaksin Covid-19 yang diharapkan dapat menyelamatkan umat manusia.

        Jadi, secara tegas Indra memastikan bahwa isu pemasangan microchip lewat vaksin adalah hoaks atau kabar bohong yang menyesatkan.

        Vaksin, lanjut Indra, adalah produk medis berisi kandungan protein yang digunakan untuk merangsang sistem imun untuk mengenali virus atau bakteri sebagai sumber penyakit.

        Setelahnya sistem imun akan bekerja, membuat formula untuk membentuk antibodi khusus yang bisa menyerang virus atau bakteri tersebut.

        "Vaksin mengandung bahan sebagian protein virus atau virus yang sudah dimatikan. Ada juga komponen tambahan, yaitu larutan penyangga yang bisa menstabilkan virus tersebut agar tidak mudah hancur dan juga untuk menyeimbangkan dengan cairan di dalam tubuh," papar Indra.

        Lebih lanjut ia mengatakan bahwa vaksin yang oral ditambahkan gula untuk menstabilkan vaksin tersebut. Ada juga komponen yang dimasukkan agar vaksin tidak mudah rusak saat disimpan.

        Baca Juga: Bersama Sejumlah Pemda, Sinar Mas Land Telah Memvaksin Lebih dari 54.000 Orang

        Lelaki yang sedang menempuh program doktor di Universitas Oxford itu mengaku sangat miris dengan berbagai hoaks atau kabar bohong yang beredar, yang bisa menghambat penanganan pandemi Covid-19.

        "Masyarakat yang sudah teredukasi bisa menghindari berita-berita yang bohong. Oleh sebab itu, kita harus melindungi masyarakat yang masih belum paham terkait vaksin," tegas Indra.

        Hal senada dikemukakan pula oleh Vaksinator, dr. Ursula Penny Putrikrislia. Ia yang juga alumni Beswan Djarum angkatan 2011/2012 mengemukakan, sangat tidak mungkin vaksin -- termasuk vaksin Covid-19, mengandung microchip lantaran ukuran alat suntik vaksinasi Covid-19 sangatlah kecil.

        "Hanya muat 1 cubic centimetres (cc) dan cairan yang digunakan untuk vaksin hanya 1/2 cc. Chip tidak muat dimasukkan di dalam suntikkan, karena bentuknya benda padat sedangkan vaksin benda cair. Chip tidak bisa ditanamkan ke dalam tubuh melalui suntikan vaksin," timpalnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: