Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        INDEF Beberkan Potensi Ekonomi Syariah Indonesia yang Disia-Siakan

        INDEF Beberkan Potensi Ekonomi Syariah Indonesia yang Disia-Siakan Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fauziah Rizki Yuniarti, mengakui besar potensi ekonomi syariah di Indonesia. Namun, potensi tersebut belum berkembang dengan baik karena selama ini masih disia-siakan sebagai proyeksi tersentral pembangunan ekonomi syariah.

        “Data tahun 2019 sebanyak 70 persen populasi belum memiliki renening bank. Peluang ini yang seharusnya dapat digarap oleh perbankan syariah,” ujarnya dalam webinar Ekonom Perempuan INDEF: Kemerdekaan dan Masa Depan Ekonomi Bangsa, Selasa (10/8/2021). Baca Juga: Masa Depan Ekonomi Syariah Indonesia Cemerlang, Asalkan…

        Fauziah mencoba membandingkan keberadaan bank syariah di Inggris yang notabene bukan negara muslim mengalami perkembangkan yang pesat. Hal ini dikarenakan bentuk pemasaran yang ditawarkan tidak memuat nilai halal dan haram. Bagi mayoritas penduduk nonmuslim di Inggris, hal tersebut akan sangat susah untuk diterima. Baca Juga: Semester I 2021, BCA Syariah Bukukan Aset Rp9,7 Triliun

        Bank syariah di Inggris justru menawarkan nilai sosial keadilan, etika, dan moral dalam produk-produk bank syariah yang dikelolanya. Hal tersebut dinilainya lebih mudah diterima masyarakat non muslim tanpa mengorbankan kandungan nilai syariah di dalamnya.

        “Riset yang lain menunjukan sebanyak 95 persen warga Indonesia mengungkapkan bahwa nilai religiusitas keagamaan begitu penting dalam aspek kehidupan. Bank syariah yang bernilai dan berbasis religiusitas seharusnya cocok dengan keinginan warga Indonesia,” ujarnya.

        Fauziah menambahkan berdasarkan CAF World Giving Index 2021, Indonesia termasuk negara paling dermawan di dunia dengan jumlah 69 persen. Disusul Kenya di peringkat kedua dengan jumlah 58 persen dan Nigeria di peringkat ketiga dengan 52 persen.

        Index tersebut kemudia diperkuat dengan total potensial zakat Indonesia yang mencapai Rp327,6 triliun dengan jumlah realisasi zakat nasional sebesar Rp10,2 triliun. Hal tersebut juga ditambah dengan aset wakaf yang bernilai Rp2.000 triliun yang luas 52.342 ha yang tersebar di 399 lokasi. Sedangkan potensi uang wakaf per tahun mencapai Rp180 triliun dengan nilai realisasi sebesar Rp850 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: