Trump Ejek Buruknya Biden dalam Eksekusi Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengecam pemerintahan Biden atas apa yang dia gambarkan sebagai perencanaan dan eksekusi yang buruk penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan.
Kondisi tersebut diramalkan dapat menyebabkan ibu kota negara itu, Kabul, jatuh ke tangan gerilyawan Taliban dalam tiga bulan ke depan.
Baca Juga: Penaklukkan Besar-besaran Menguji Harapan Amerika, Rezim Biden Incar Rasa Hormat Internasional?
Pompeo mengatakan kepada "The Story" dia dan Presiden Donald Trump memastikan ada banyak "model pencegahan" yang dapat ditegakkan yang akan mencegah potensi bencana yang mungkin menunggu Gedung Putih saat ini.
"[Sepertinya] mereka belum bisa mengeksekusi ini," kata Pompeo, dikutip laman Fox News, Jumat (13/8/2021).
“Strategi tergantung pada perencanaan dan pelaksanaan. Sepertinya ada sedikit kepanikan. Saya berharap mereka memiliki jumlah orang yang tepat dan membawa mereka ke sana dengan cepat. Saya harap kita dapat melindungi orang Amerika seperti yang ingin dilakukan oleh pemerintahan Trump," tambahnya.
Pompeo mengatakan Trump menjelaskan kepada perunding top Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar bahwa akan ada konsekuensi yang kaku dan tiba-tiba jika ada orang Amerika yang diancam atau disakiti ke depan.
"Jika Anda mengancam seorang Amerika, jika Anda menakuti seorang Amerika, dan tentu saja jika Anda menyakiti seorang Amerika, kami akan membawa semua kekuatan Amerika untuk memastikan bahwa kami pergi ke desa Anda, ke rumah Anda," kenang Baradar yang diberitahu.
“Kami sangat jelas tentang hal-hal yang kami siap lakukan untuk melindungi kehidupan orang Amerika. Sejak kami memulai negosiasi itu pada awal tahun 2020, tidak ada satu pun orang Amerika yang dibunuh oleh Taliban saat itu terjadi. Kami telah menetapkan model pencegahan. Saya harap kita tidak kehilangan itu untuk orang Amerika yang masih ada di Kabul," jelas Baradar.
Pompeo mengatakan kekhawatiran sebenarnya di Afghanistan bukanlah Taliban itu sendiri. Ketakutan utama adalah kembalinya kekuasaan Taliban akan mengembalikan Afghanistan menjadi kemungkinan "sarang" bagi Al Qaeda dan ISIS, seperti sebelum 11 September 2001.
"Ancaman itu bukan dari Taliban. Ini dari fakta bahwa Taliban akan bermain-main dengan teroris seperti Al Qaeda," katanya, seraya menambahkan bahwa hingga saat ini, diperkirakan ada 200 atau lebih sedikit teroris Al Qaeda di negara itu.
"Presiden Trump sangat kepada saya, Departemen Luar Negeri bahwa misi kami sudah jelas. Kami ingin memastikan bahwa kami selalu memiliki analisis berbasis kondisi yang akan melindungi Amerika, setidaknya mengurangi risiko bahwa mungkin ada serangan dari sana. tempatnya,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: