Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah Taliban Berkuasa, Perempuan Afghanistan Kembali ke Sekolah

        Setelah Taliban Berkuasa, Perempuan Afghanistan Kembali ke Sekolah Kredit Foto: Getty Images/Paula Bronstein
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Gadis-gadis di kota Herat, Afghanistan barat kembali ke sekolah hanya beberapa hari setelah ibu kota negaranya, Kabul direbut oleh Taliban.

        Menyadur Al Jazeera Rabu (18/08), kota Herat berbatasan dengan Iran, menjadikan kota Jalur Sutra kuno ini masuk dalam pengecualian dari titik lain yang lebih konservatif.

        Baca Juga: Menanti Hak-hak Wanita Afghanistan yang Dijanjikan Para Pemimpin Taliban

        Wanita dewasa dan anak-anak di kota ini berjalan lebih bebas di jalanan, menghadiri sekolah dan perguruan tinggi yang terkenal dengan puisi dan seninya.

        Saat sekolah membuka pintunya, para siswa bergegas menyusuri koridor dan mengobrol di halaman, seolah tidak menyadari gejolak yang melanda negaranya dalam dua minggu terakhir.

        “Kami ingin maju seperti negara lain,” kata salah satu mahasiswi bernama Roqia. “Kami berharap Taliban akan menjaga keamanan. Kami tidak menginginkan perang, kami menginginkan perdamaian di negara kami.”

        Berdasarkan sejarah tahun 90-an, di bawah kekuasaan Taliban yang menerapkan hukum Islam garis keras, sebagian besar wanita Afghanistan tidak mendapat pendidikan dan pekerjaan.

        Para wanita boleh muncul di depan umum dengan penutup wajah dengan pendamping pria. Kini apa yang akan terjadi dengan wanita Afghansitan di bawah kekuasaan masih belum jelas.

        Di depan umum, Taliban berusaha untuk mendorong narasi dengan juru bicara yang mengumumkan pengampunan resmi untuk semua orang yang terlibat dalam perang.

        Selama konferensi pers resmi pertama di Kabul, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kelompoknya “berkomitmen untuk membiarkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam”.

        Ketika ditanya tentang perbedaan gerakan 20 tahun lalu denan Taliban hari ini, Mujahid memberikan jawaban yang 'berbeda secara positif dari langkah-langkah sebelumnya'.

        "Jika pertanyaannya didasarkan pada ideologi dan keyakinan, tidak ada perbedaan tapi jika kita menghitungnya berdasarkan pengalaman, kedewasaan, dan wawasan, tidak diragukan lagi ada banyak perbedaan."

        Namun, selama wawancara dengan Sky News minggu ini, juru bicara Taliban lainnya, Suhail Shaheen, menawarkan jaminan dengan mengatakan para wanita “bisa mengenyam pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi, universitas.”

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: