Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        CIA Sempat Ramalkan Runtuhnya Militer dan Pemerintah Afghanistan Tepat Seperti Saat...

        CIA Sempat Ramalkan Runtuhnya Militer dan Pemerintah Afghanistan Tepat Seperti Saat... Kredit Foto: AP/Carolyn Kaster
        Warta Ekonomi, Washington -

        Pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden telah diperingatkan oleh intelijen Amerika Serikat (AS). Laporan itu menyatakan perlawanan tentara Afghanistan terhadap Taliban dapat runtuh dalam beberapa hari.

        Mantan kepala kontra-terorisme CIA untuk Asia Selatan dan Barat Daya, Douglas London, mengatakan bahwa presiden 'tersesatkan'. "CIA mengantisipasinya sebagai skenario yang mungkin," katanya dikutip dari The Guardian, Rabu (19/8/2021).

        Baca Juga: Biden Bilang Mustahil bagi Amerika Tarik Diri dari Afghanistan Tanpa Adanya Kekacauan

        Laporan tentang pengambilan keputusan Gedung Putih dalam beberapa hari terakhir telah menunjukkan bahwa Biden dituntun untuk percaya bahwa mungkin perlu 18 bulan bagi pemerintah Kabul dan Ashraf Ghani untuk jatuh. Pekan lalu, pejabat yang tidak disebutkan namanya secara luas dikutip mengatakan itu bisa menjadi 30 hingga 90 hari.

        Biden pun mengaku jika peristiwa itu terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Kepala staf gabungan, Jenderal Mark Milley, pun tidak menduga kalau keruntuhan tentara atau pemerintah Afghnaistan terjadi dalam 11 hari."

        Dalam akun situs web Just Security, London menggambarkan pengarahan intelijen kepada tim Trump dan Biden yang memberikan perkiraan berbeda tentang berapa lama pasukan Ghani dan Afghanistan dapat bertahan dari serangan Taliban. Kondisi ini tergantung pada kecepatan dan kedalaman mundurnya AS.

        "Jadi, apakah itu 30 hari dari penarikan hingga runtuh? 60? 18 bulan? Sebenarnya, itu semua di atas, proyeksi yang selaras dengan berbagai 'bagaimana jika'. Pada akhirnya, dinilai, pasukan Afghanistan mungkin menyerah dalam beberapa hari dalam keadaan yang kita saksikan, dalam proyeksi yang disoroti oleh pejabat Trump dan pejabat Biden di masa depan," kata penasihat sukarela Biden ketika masa kampanye.

        Mantan kepala kontra-terorisme ini mengatakan bahwa baik Trump dan Biden telah membuat keputusan untuk pergi karena alasan politik dan ideologis. Kondisi ini pada akhirnya membuat mereka 'kebal' terhadap pengarahan intelijen tentang kemungkinan hasil yang akan terjadi.

        "Keputusan yang dibuat Trump, dan diratifikasi Biden, untuk menarik pasukan AS dengan cepat datang meskipun ada peringatan yang memproyeksikan hasil yang sekarang kita saksikan. Dan itu adalah jalan di mana Trump dan Biden membiarkan diri mereka ditawan karena slogan 'mengakhiri Perang Selamanya' yang mereka berdua anut," ujar London.

        Menurut sumber terdekat, pengarahan intelijen kepada Kongres tidak menunjukkan bahwa keruntuhan bisa terjadi dalam beberapa hari. Bahkan hingga satu minggu sebelum jatuhnya pemerintah Afghanistan, penilaian intelijen menunjukkan pengambilalihan oleh Taliban tidak akan segera terjadi.

        Badan-badan intelijen AS memang memperingatkan tentang prospek keruntuhan berjenjang jika milisi mampu melakukan serangan kilat. Sebuah laporan intelijen dan penelitian departemen luar negeri memperingatkan bahwa pasukan Afghanistan enggan untuk berperang. Tapi, menurut sumber tersebut, penilaian soal waktu ini benar-benar meleset dari sasaran.

        Sejak jatuhnya Kabul secara tiba-tiba pada Minggu (15/8/2021), para analis dan kritikus telah menyatakan bahwa pemerintah dan intelijen AS  gagal untuk memperhitungkan kecepatan.

        Pemerintah dan intelijen AS dinilai tidak bisa memprediksi para panglima perang dan milisi di provinsi-provinsi akan berpindah setelah jelas bahwa pasukan AS terakhir akan pergi.

        Perselisihan tentang jatuhnya Kabul merupakan kegagalan intelijen atau bukan dapat menjadi lebih panas. Kondisi itu sangat bisa memburuk ketika kondisi kacau terungkap di Kabul, terutama jika operasi evakuasi gagal.

        "Menyalahkan komunitas intel akan berakhir buruk. Ada banyak sekali peringatan di kertas,” kata mantan pejabat CIA lainnya yang banyak bertugas di Afghanistan, Marc Polymeropoulos, melalui akun Twitter.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: